Pakai Radiator Aftermarket? Enggak Masyalah, Kebanyakan Sudah Pakai Bahan Aluminium

Editor - Rabu, 10 Maret 2010 | 17:45 WIB

(Editor - )

OTOMOTIFNET - Masuk tahun Macan Logam, semakin banyak barang-barang dari logam yang semakin berkibar di dunia sparepart aftermarket Indonesia. Tak ketinggalan tentu sistem pendinginan mesin alias radiator. Kalau dahulu terbuat dari material besi kuningan, kali ini banyak beralih bahan menjadi aluminum.

Gangguan radiator bermacam-macam, temperatur berlebih alias overheat, jadi indikator awal beberapa gangguan di radiator. Biasanya sih dari kerak yang menumpuk, jadi saluran air dari dan menuju water jacket pada blok mesin tersumbat.

Bayangkan saja air dengan temperatur di atas 1000 Celcius pada panci yang akan menimbulkan uap bertekanan. Kini kejadian yang sama terjadi pada sirkulasi tertutup di radiator.

"Akibat lanjutannya, tekanan air di dalam radiator akan semakin tinggi, dan hasilnya membuat radiator bocor," jelas Fendy Sungkono, staf marketing PT. Lautan Jaya Kumala, agen tunggal radiator aftermarket Koyorad di Jl. Sukarjo Wiryopranoto No.2/2, Jakpus.

Penyakit umum yang disinyalir berasal dari kebiasaan pemilik kendaraan jarang melakukan perawatan rutin, seperti menguras air radiator. Telat dikit saja radiator pasti rusak, mau tak mau ganti unit baru radiator deh.



Usia pakai radiator sangat tergantung perawatan penggantian air radiator

Radiator transmisi manual dan otomatis berbeda pada jalur air pendingin oli matik

Versi racing memiliki jalur air lebih banyak untuk membuang hawa panas air

Terus bagaimana caranya kalau ingin ganti 1 set radiator utuh? Sebagian besar toko onderdil per merek kendaraan menyatakan radiator termasuk barang yang mudah dicari. "Seandainya pesan juga paling lama tunggu 2 hari," tegas Freddy, juragan Rama Motor di Pertokoan Dutamas Fatmawati Lt.1 No.23, Jaksel.

Tapi bagaimana kalau ingin ganti versi aftermarket? Usah khawatir pula karena di pasaran sekarang sudah banyak radiator non genuine jadi alternatif menarik, contoh yang cukup mudah ditemui yaitu Koyorad dan ADR. Emang apa sih bedanya?

Paling pertama kali tentu harganya lebih bersahabat di kantong. Misal milik Toyota Altis orisinal seharga Rp 3 juta, bandingkan versi Koyorad yang dilepas seharga Rp 1,750 juta. Hemat Rp 1 juta cincay dong. Merek ADR sangat tergantung dengan fluktuasi kurs mata uang.

"Karena harga material kami tergantung dari pasokan importir. Jadi agak susah untuk menentukan price listnya," urai Rudy Soerjanto, sales manager PT. Selamat Sempurna Tbk, pabrikan radiator merek ADR. Rudy sekadar menambahkan bahwa radiator aluminum sebagian besar kendaraan pribadi yang banyak beredar berkisar dari Rp 1 juta sampai Rp 2 juta.

Tersedia juga versi racing untuk yang hobi berlaga di sirkuit, walau tak diharamkan untuk pemakaian harian. Bedanya pada jalur air versi racing yang lebih banyak dari versi standar. Beda lain, pada kepala radiator standar yang memakai bahan plastik, sementara versi racing menggunakan material aluminium yang lebih ampuh membuang hawa panas air.

Penulis/Foto: Rio / Rio