Otomotifnet.com - Model terbaru All New Toyota Kijang Innova memiliki segudang perubahan hampir di semua sisi secara signifikan. Termasuk perubahan pada mesin bensin maupun diesel. Apa saja bedanya, simak lebih lanjut yuk.
Dual VVT-i
Pertama-tama versi bensinnya. Masih sama dengan mesin lama berkode 1TR-FE. Mesin berkapasitas 2.000 cc dengan teknologi VVT-i itu memiliki tenaga maksimum sekitar 136 dk dengan torsi 182 Nm pada 4.000 rpm.
Di balik kap Kijang Innova generasi ke 6 ini, terdapat mesin berkode sama, yang berbeda adalah penambahan teknologi Dual VVT-i.
Jadi, sekarang terdapat camshaft pada saluran masuk dan keluar bahan bakar. Tujuannya, ECU dapat membuat kinerja mesin lebih baik lagi, namun tetap irit bahan bakar.
“Itu menyebabkan mesin Innova baru tenaganya naik menjadi 139 dk,” ujar Dadi Hendriadi, General Manager Technical Service PT. Toyota Astra Motor (TAM).
Torsinya juga sedikit bertambah, menjadi 190 Nm. Bila dilihat dimensi MPV baru jagoan Toyota ini, bertambahnya panjang sebanyak 150 mm, lebar 55 mm dan tinggi 45 mm.
Bobotnya pun lebih berat sekitar 300 kg. Kalau menilik data spesifikasi yang hanya beda sedikit, bisa jadi mesin baru ini agak kesusahan membopong All New Kijang Innova.
Tapi lengkapnya tunggu sesi test drive ya.
Diesel Baru Naik 76 DK!
Nah, kalau mesin bensin dapat penyempurnaan, mesin diesel justru beralih generasi. Mesin lama 2KD-FTV berkapasitas 2.500 cc enggak dipergunakan lagi.
All New Kijang Innova kini mengunakan mesin baru, 2GD-FTV berkapasitas 2.400 cc. Namun jangan dianggap remeh dulu ya walaupun kapasitasnya lebih kecil, tapi tenaganya justru meningkat cukup jauh.
Dulu, mesin 2KD-FTV memiliki tenaga 101 dk dengan torsi 200 Nm pada rentang 1.600-3.600 rpm.
Sedangkan mesin 2GD-FTV baru dapat menyemburkan tenaga sekitar 177 dk dan torsi 450 Nm di1.400-2.600 rpm. Dari situ terlihat lonjakan tenaga dan torsi melambung cukup jauh. Apa saja yang berubah?
Pada mesin baru tersebut terdapat beberapa penyempurnaan, yakni ukuran turbo diperkecil sebanyak 30%, sehingga meningkatkan respon efektifitas turbo sampai 50% di banding turbo sebelumnya.
Logika nya ketika ukuran baling-baling turbo lebih kecil, maka akan lebih responsif ketika diputar oleh gas buang.
Penggunaan teknologi Variable Nozzel Turbo (VNT)pun sudah disematkan. “Cara kerja VNT adalah, turbo tersebut bisa mengatur kecepatan aliran gas buang (sebagai pemutar baling-baling turbo) terutama saat putaran rendah.
Sehingga saat rpm rendah, efektifitas turbo sudah terasa,” jelas Iwan Abdurrahman, Technical Service Division TAM. Yang beda bila enggak menggunakan VNT, butuh rpm tinggi untuk turbo bekerja efektif.
Penyempurnaan lainnya yakni efisiensi pembakaran ditingkatkan dengan implementasi beberapa teknologi baru, seperti TSWIN (Thermo Swing Wall Insulation) yang membuat panas pembakaran di silinder dimanfaatkan dengan lebih baik sebagai energi gerak.
“Pada lapisan atas piston juga ditambah dengan silica reinforced porus anodized, dengan tujuan yang sama dengan thermo swing. Efek dari itu efisiensi thermal-nya bisa sampai 44% dan emisi gas buang nya juga lebih bersih,” sahut Dadi.
Penambahan intercooler juga merupakan hal baru di Kijang Innova, karena generasi sebelumnya belum menggunakan. Perubahan pada injector juga dilakukan.
“Dulu injektornya 6 lubang, sekarang jadi 8. Efek positifnya adalah penyebaran solar di ruang bakar lebih luas dan mempercepat proses pembakaran,” tambah Iwan. • (otomotifnet.com)