Tak heran, jika saat ini ia menyatakan ‘cukup’ dengan kondisi yang ada.
Ada Motif Lain Terkait Rencana Pensiunnya Benny Djati Utomo?
“Di tahun 2015 lalu adalah puncaknya saya merasa ‘enough is enough’ dengan segala carut-marut kejuaraan dan beberapa faktor internal yang sama membingungkan,” ulas Benny.
Lalu apakah ini karena terus-menerus menghandle underbone seperti pernah ia ungkapkan sejak lama?
“Underbone, saya sudah lama merasa bosan. Saya gembira saat bermain 250 cc. Tapi malah dihentikan”.
Tapi bukankah di ART sudah naik kelas ke Supersport 600 cc? Ia menampiknya sebagai naik kelas. Karena sebelumnya ia pernah mengecap hal yang sama bahkan hingga level Asia juga.
“Buat saya itu cuma flashback saat kita masih bernama Petronas Yamaha Indonesia, 2008-2010. Sama kita bermain nasional dan Asia untuk kelas Supersport 600. (Jadi) bukan hal yang baru untuk kita. Jadi belum bisa disebut peningkatan. Yang diinginkan adalah kejuaraan dunia”.
Nah, sepertinya sudah jelas maksud seorang Benny Djati Utomo.