Benny Djati Utomo Siap Pensiun dari Balap: Excitement-nya Sudah Hambar

Rabu, 13 Januari 2016 | 16:08 WIB

Bukan hal baru Benny Djati Utomo tuner kenamaan tanah air mengungkapkan sudah jenuh dengan perjalanan balap yang ia lakoni.

Namun kini Direktur Teknik Astra Motor Racing Team (ART) ini menyatakan siap berhenti dari dunia balap motor.

Tak ada ada penyebab tunggal karena semuanya berkontribusi terhadap niatnya tersebut.

Hanya saja, kalau boleh ambil kesimpulan, bukan karena sudah tak cinta balap melainkan butuh tantangan lebih tinggi.

Benny Djati Utomo, Tuner Kenamaan Indonesia Akan Tinggalkan Balap

Ini dieksplitkannya dalam penjelasan yang panjang kepada otomotifnet (11/1).

“Balap biasanya dimulai karena ada passion dan berlanjut karena ada ambition. Jika sudah cukup lama berada di dalamnya tapi selalu terkungkung dalam wadah yang sama terus, lama-kelamaan faktor excitement-nya sudah terasa hambar. Kecuali bila wadahnya berubah dan meningkat ke tantangan yang lebih tinggi kelasnya,” paparnya.  

“Dari dulu saya kerap dengar kata ‘pembibitan’. Tapi kapan berbungan dan berbuahnya? Kenapa harus mengurus bibit terus tanpa memetik buahnya,” lanjut Benny.

Menurutnya, pembalap lebih diutamakan menuju kejuaraan yang lebih tinggi namun tidak dengan mekaniknya.

“Yang selalu digadang-gadang untuk menembus kejuaraan yang lebih tinggi adalah pembalap. Lalu kapan tim dan mekaniknya menjadi pandai? Jikalau terus ‘dipasung’ dalam sangkar emas?”

Tak heran, jika saat ini ia menyatakan ‘cukup’ dengan kondisi yang ada.

Ada Motif Lain Terkait Rencana Pensiunnya Benny Djati Utomo?

“Di tahun 2015 lalu adalah puncaknya saya merasa ‘enough is enough’ dengan segala carut-marut kejuaraan dan beberapa faktor internal yang sama membingungkan,” ulas Benny.

Lalu apakah ini karena terus-menerus menghandle underbone seperti pernah ia ungkapkan sejak lama?

“Underbone, saya sudah lama merasa bosan. Saya gembira saat bermain 250 cc. Tapi malah dihentikan”.

Tapi bukankah di ART sudah naik kelas ke Supersport 600 cc? Ia menampiknya sebagai naik kelas. Karena sebelumnya ia pernah mengecap hal yang sama bahkan hingga level Asia juga.

“Buat saya itu cuma flashback saat kita masih bernama Petronas Yamaha Indonesia, 2008-2010. Sama kita bermain nasional dan Asia untuk kelas Supersport 600. (Jadi) bukan hal yang baru untuk kita. Jadi belum bisa disebut peningkatan. Yang diinginkan adalah kejuaraan dunia”.

Nah, sepertinya sudah jelas maksud seorang Benny Djati Utomo.