PARIS - Alasan Renault balik ke F1 salah satunya jengah di-bully karena perfoma dapur pacu bikinan Renault di era 1.600 cc V6 tak lebih baik dari Mercedes dan Ferrari. Musim dengan berstatus pabrikan bisa membalikkan nama baik Renault.
Apalagi dua musim tak berkutik meladeni dapur pacu buatan Mercedes dan Ferrari, serta selalu dikomplain Red Bull karena jebloknya tim Banteng Merah disebabkan kurang kompetitifnya mesin Renault dari rival.
"Kami belajar dari dua musim, euforia keperkasaan kami di era V10 dan V8 ternyata belum bisa diulangi. Setelah mempelajari banyak baru kami paham di era F1 ini benar-benar harus ada integrasi sasis dengan mesin. Itu yang tidak kami perhatikan secara intensif," beber Remi Taffin selaku engine technical director.
Apalagi musim lalu Remi Taffin memang dibuat kerja keras karena Renault berstatus sebagai engine supplier. Alhasil, keluh kesah tim Red Bull dan Toro Rosso jadi tanggung jawabnya.
"Keputusan Renault menjadi tim pabrikan tentu tantangan tersendiri. Kami akui telat melakukan konsep integrasi mesin dan sasis. Namun dengan pembenahan sana-sini, harapannya jelas performa kami di 2016 jauh lebih baik. Harus lebih baik karena kini status kami adala tim pabrikan," imbuh Remi Taffin. (otomotifnet.com)
SPESIFIKASI MESIN RE16
Kapasitas: 1.600 cc V6 90° turbo
Putaran mesin: maksimum 15.000 rpm
Diameter x langkah: 80 x 53 mm
Jumlah katup: 4 per silinder total 24
ERS
MGU-K rpm: maksimum 50.000 rpm
Tenaga MGU-K: maksimum 120 kW
MGU-H rpm: maksimum lebih dari 100.000 rpm
Bobot: minimum 145 kg
Tenaga total (mesin+ERS): sekitar 875 dk