Amerika Gagal, China Coba Rusak Dominasi Jepang

Bagja - Rabu, 10 Februari 2016 | 10:52 WIB

(Bagja - )

"Filosofi kami adalah memenuhi kebutuhan konsumen. Untuk itu kami menargetkan pada 2017 akan memiliki 35 dealer di seluruh Indonesia. Setelah itu kami akan melihat respon pasar kalau jumlah penjualan atau kebutuhan konsumen kami meningkat kami akan menambah dealer dan service shop kami," tutur Feiyun.

Bahkan Kementerian Perindustrian dan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) sudah membuka tangan untuk menyambut hadirnya dua merek China ke pasar otomotif nasional.

Wuling dan Sokon pun menunjukkan niatan seriusnya untuk juga bergabung dengan GAIKINDO sebagai penegasan keseriusan untuk mengembangkan bisnisnya di Tanah Air.

"Semua lagi dalam proses. Sebenarnya dari mobil China itu ada dua, Wuling dan Sokon. Tapi administrasinya belum dilengkapi semua, jadi memang masih proses," ungkap Sekretaris Jenderal Gaikindo, Noegardjito.

Untuk menjadi anggota Gaikindo sebenarnya tak sulit. Perusahaan pemegang merek mobil tersebut melampirkan di antaranya surat keterangan dari kantor pusat bahwa perusahaan bersangkutan akan menghadirkan mobilnya di Indonesia.

"Wuling itu sudah proses dari akhir tahun atau dua bulan lalu. Mereka harus kasih surat keterangan persetujuan dari mother company. Ini supaya jelas kalau mobil ini dipegang satu perusahaan. Ini terkait dengan layanan purna jual saat mobil sudah resmi dipasarkan," tambahnya.

Terlihat sebagai upaya serius dari pabrikan China yang selama ini identik dengan pola bisnis Hit and Run'. Mulai dari menyiapkan produk, fasilitas pabrik, layanan aftersales, sampai urusan administrasi dan sertifikasi.

Kalau semua itu benar dilakukan, bukan tidak mungkin pabrikan China akan bisa berbicara serius di pasar otomotif nasional. Meskipun untuk saat ini memang belum bisa diharapkan, karena kepercayaan masyarakat terhadap produk China--apalagi untuk sebuah mobil masih sangat minim. Tapi, sudah tugas Wuling dan Sokon sebagai pionir untuk menanamkan kepercayaan masyarakat.

Jepang sendiri, bolehlah untuk saat ini memalingkan wajahnya dari pergerakan pabrikan China di Indonesia. "Kita belum khawatir lah, selama mereka cuma mengandalkan harga murah saja, masyarakat Indonesia sudah cerdas kok," ungkap Direktur Marketing 4W, Suzuki Indomobil Sales, Donny Saputra.

Ya, untuk saat ini mungkin belum dilihat, setidaknya masih sebelah mata. Namun dalam lima tahun kedepan, pabrikan Jepang harus sudah mulai waspada. Apalagi kalau pergerakan pabrkan China ini bakal diperkuat dengan skema perdagangan global yang nantinya turut mempengaruhi industri otomotif nasional.