Jakarta - Ditengah hiruk pikuk skema perdagangan global, termasuk disektor otomotif, pasar Indonesia dianggap begitu strategis. Sehingga banyak pabrikan mobil dunia yang tertarik untuk ikut bermain di pasar terbesar Asia Tenggara yang didominasi oleh Jepang ini.
Tak usah lagi kita berpanjang lebar membicarakan bagaimana susahnya Amerika untuk merusak dominasi Jepang di pasar Tanah Air. Mulai dari tutupnya pabrik General Motors yang memproduksi Chevrolet Spin (mobil yang dikatakan sudah sangat Indonesia), sampai terakhir hengkangnya pemegang merek Ford (Ford Motor Indonesia) dari Indonesia.
Namun, gangguan terhadap Jepang tak berhenti sampai disitu. Kini mulai bermunculan pabrikan China, yang merupakan salah satu pasar otomotif terbesar di dunia selain Amerika.
Paling jelas informasinya ada Wuling dan Sokon. Kedua merek ini sudah siap untuk bersaing di pasar otomotif nasional, mulai dari mempersiapkan produk yang sesuai dengan Indonesia, sampai persiapan layanan service dan spare part.
Kita semua pesimis? Belum tentu. Karena tidak mungkin menyalurkan uang triliunan untuk berinvestasi di Indonesia tanpa perhitungan yang matang. Tidak mungkin juga pabrikan China tersebut tidak belajar dari kiprah pabrikan Amerika selama ini. Sehingga, bisa dibilang kedepannya China merupakan ancaman serius bagi Jepang.
Wuling dan Sokon
SAIC-GM-Wuling (SGMW) yang merupakan perusahaan patungan asal China punya ambisi besar untuk menancapkan kukunya di pasar mobil tanah air. Tak hanya andalkan produk murah, tapi juga fasilitas produksi yang akan didukung komponen lokal.
Presiden Direktur SGMW Motor Indonesia, Xu Feiyun mengatakan pihaknya menargetkan pabrik berproduksi pada Juli 2017. Jika telah beroperasi nantinya, pabrik ini akan memproduksi kendaraan roda empat sebanyak 150 ribu unit per tahun.
Xu mengungkapkan, pihaknya akan menggunakan komponen lokal atau Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) mencapai 50 persen. Hal ini sesuai dengan kebijakan pemerintah yang mendorong pertumbuhan industri komponen lokal.
Cukup sampai hanya produksi saja? Tidak. Karena Wuling pun menyiapkan puluhan jaringan dealer di Indonesia. Targetnya, sebagai permulaan bakal ada 35 jaringan dealer Wuling di seluruh Indonesia.
"Filosofi kami adalah memenuhi kebutuhan konsumen. Untuk itu kami menargetkan pada 2017 akan memiliki 35 dealer di seluruh Indonesia. Setelah itu kami akan melihat respon pasar kalau jumlah penjualan atau kebutuhan konsumen kami meningkat kami akan menambah dealer dan service shop kami," tutur Feiyun.
Bahkan Kementerian Perindustrian dan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) sudah membuka tangan untuk menyambut hadirnya dua merek China ke pasar otomotif nasional.
Wuling dan Sokon pun menunjukkan niatan seriusnya untuk juga bergabung dengan GAIKINDO sebagai penegasan keseriusan untuk mengembangkan bisnisnya di Tanah Air.
"Semua lagi dalam proses. Sebenarnya dari mobil China itu ada dua, Wuling dan Sokon. Tapi administrasinya belum dilengkapi semua, jadi memang masih proses," ungkap Sekretaris Jenderal Gaikindo, Noegardjito.
Untuk menjadi anggota Gaikindo sebenarnya tak sulit. Perusahaan pemegang merek mobil tersebut melampirkan di antaranya surat keterangan dari kantor pusat bahwa perusahaan bersangkutan akan menghadirkan mobilnya di Indonesia.
"Wuling itu sudah proses dari akhir tahun atau dua bulan lalu. Mereka harus kasih surat keterangan persetujuan dari mother company. Ini supaya jelas kalau mobil ini dipegang satu perusahaan. Ini terkait dengan layanan purna jual saat mobil sudah resmi dipasarkan," tambahnya.
Terlihat sebagai upaya serius dari pabrikan China yang selama ini identik dengan pola bisnis Hit and Run'. Mulai dari menyiapkan produk, fasilitas pabrik, layanan aftersales, sampai urusan administrasi dan sertifikasi.
Kalau semua itu benar dilakukan, bukan tidak mungkin pabrikan China akan bisa berbicara serius di pasar otomotif nasional. Meskipun untuk saat ini memang belum bisa diharapkan, karena kepercayaan masyarakat terhadap produk China--apalagi untuk sebuah mobil masih sangat minim. Tapi, sudah tugas Wuling dan Sokon sebagai pionir untuk menanamkan kepercayaan masyarakat.
Jepang sendiri, bolehlah untuk saat ini memalingkan wajahnya dari pergerakan pabrikan China di Indonesia. "Kita belum khawatir lah, selama mereka cuma mengandalkan harga murah saja, masyarakat Indonesia sudah cerdas kok," ungkap Direktur Marketing 4W, Suzuki Indomobil Sales, Donny Saputra.
Ya, untuk saat ini mungkin belum dilihat, setidaknya masih sebelah mata. Namun dalam lima tahun kedepan, pabrikan Jepang harus sudah mulai waspada. Apalagi kalau pergerakan pabrkan China ini bakal diperkuat dengan skema perdagangan global yang nantinya turut mempengaruhi industri otomotif nasional.