Jakarta- Rio Haryanto merupakan pembalap F1 ke-24 dari regional Asia yang turun di arena F1.
Berikut para 'senior' yang pernah masuk sebelumnya:
13. Hideki Noda-Jepang (1994)
- Menggantikan Yannick Dalmas (pembalap F1 asal Perancis), bersama tim Larrouse selama tiga seri terakhir di musim balap 1994. Masalah dukungan sponsor dan mobil yang tidak kompetitif membuatnya tidak bisa berbuat banyak. Tahun 1995 ia mengadu nasib di ajang Indy Lights di Amerika dengan hasil yang lumayan.
14. Taki Inoue-Jepang (1994-1995)
- Tampil, seperti umumnya pembalap Jepang, sebagai pay driver mengantarkan pembalap kelahiran Kobe ini ke tim Simtek bremsin Ford V8. Kondisinya makin buruk di musim kedua saat bersama tim Footwork. Dari 17 seri, sebanyak 12 kali mobilnya yang bermesin Hart V8 tak bisa menyelasaikan lomba. Tapi sejujurnya ia lebih dikenal dengan kesialannya saat ditabrak medical car saat seri Hungaria. Saat itu ia hendak memadamkan mobilnya yang terbakar.
15. Shinji Nakano-Jepang (1997-1998)
- Bersama tim Prost Grand Prix, kelahiran Osaka tahun 1971 ini meraih 2 poin selama tahun pertamanya. Namun itu banyak tertutupi oleh catatan retire sebanyak 9 kali akibat mobil yang bermesin Mugen-Honda tidak kompetitif. Karirnya di F1 berakhir bersama tim Minardi di musim balap 1998 tanpa poin sama sekali. Ia melanjutkan karir balap di ajang CART, Indy Car, hingga Le Mans (2014).
16. Toranosuke Takagi-Jepang (1998-1999)
-Juara Japanese A2 A2 National Kart tahun 1989 dan 1990 ini masuk ke F1 tahun 1997 sebagai pembalap tes tim Tyrell. Setahun kemudian ia turun sebagai pembalap tim Arrows. Catatan 12 kali gagal melanjutkan lomba dan tidak lolos kualifikasi membuatnya harus mundur dari arena F1.
17. Alex Yoong-Malaysia (2001-2002)
- Butuh 46 tahun sebelum ada lagi pembalap dari Asia Tenggara yang bisa balap di arena F1. Kelahiran Kuala Lumpur tahun 1976 ini memulai karir di arena single seater di Formula 3 Inggris (1997-1999). Berlanjut ke arena Formula 3000 (cikal bakal GP2) di musim balap 1999. Musim balap 2000-2001 ia bertarung di arena Formula Nippon, mengantarnya masuk ke F1 bersama tim Minardi selama dua musim. Musim perdana di seri pertama Australia menempatkannya di finish ke-6, sayang musim keduanya berakhir menyesakkan. Karena sepuluh kali tidak bisa menyelesaikan balapan membuatnya harus keluar dari F1.
18. Narain Karthikeyan-India (2005, 2011–2012)
- Sosoknya mulai terlihat saat bertarung di arena Formula 3 Inggris tahun 1998. Tahun 2005 ia jadi pembalap India pertama di dunia F1 bersama tim Jordan usai mendapatkan super liscense di sirkuit Silverstone. Posisi terbaiknya saat seri Amerika dengan finish ke-4, itu juga karena ada 3 tim papan atas yang tidak ikut lomba akibat kasus ban Michelin. Setelah sempat balap di A1 hingga Nascar (2006-2010), Narain masuk lagi ke arena F1 bersama tim HRT, mesin Cosworth yang tidak kompetitif membuatnya lebih sering retire.
19. Yuji Ide-Jepang (2006)
- Sejak musim balap 1994-2005 kelahiran tahun 1975 ini bertarung di arena F3 Jepang, F3 Eropa, hingga Formula Nippon. Bersama tim Super Aguri yang bermesin Honda ia sempat merasakan satu musim balap penuh di arena F1. Tahun 2007 hingga 2015 ia membalap lagi di arena Formula Nippon maupun Super GT.
20. Sakon Yamamoto-Jepang (2005–2007, 2010)
- Ia masih aktif balap di Formula E bersama tim Amlin Aguri. Di arena F1 karirnya berlangsung selama empat musim, bersama tim-tim papan tengah seperti Jordan, Spyker, maupun Super Aguri. Sebelum ke Formula E ia sempat membalap lagi di ajang GP2.
21. Kazuki Nakajima-Jepang (2007-2009)
- Ia dikenal sebagai pembalap bawaan pabrikan Toyota, merasakan panasnya pertarungan sirkuit F1 selama 3 musim balap. Tiga musim balap itu ia mebalapa bersama tim kugiran, Williams, yang memang selama periode 2007-2009 memakai mesin Toyota. Mulai musim 2011-2015 ia kembali berlaga di sirkuit Formula Nippon hingga Le Mans.
22. Kamui Kobayashi-Jepang (2009–2012, 2014)
- Selama musim balap 2009-2012, kelahiran 1989 ini berada di bawah naungan tim Toyota Racing dan Sauber (mesin Ferrari). Tahun terakhirnya ia bersama tim Caterham (mesin Renault) yang diasuh oleh bos Air Asia, Tony Fernandez. Peringkat tertingginya di F1 dicapai tahun 2012, di posisi nomor 12 klasemen pembalap. Tahun 2015 ia balap di arena Super Formula di Jepang.
23. Karun Chandhok-India (2010-2011)
- Ia merupakan lulusan ‘akademi’ GP2 (2008-2009), ia juga juara Formula Asia V6 musim balap 2006. Pengalamannya di F1 berawal di tim Hispania Racing (HRT) dengan lebih banyak menjadi backmaker. Tahun terakhirnya berdampingan dengan Kamui Kobayashi menempatkan di klasemen pembalap nomor 28. Tahun lalu ia membalap di Formula E bersama tim Mahindra Racing.