Jakarta - Motor yang diluncurkan tahun 2015 lalu oleh Royal Enfield ini sangat kental nilai historis. Pada 1965, Continental GT pertama kali dirilis dan merengkuh kejayaan sebagai Britain Fastest 250 cc di eranya, dan kini semangat cafe racer-nya dilahirkan kembali. Bedanya, kali ini pakai mesin lebih besar, 535 cc.
Setelah melakukan first ride dari London menuju Chichester, tempat berlangsungnya Goodwood Revival tahun lalu, kini saatnya membawa Royal Enfield Continental GT keliling Jakarta. Seperti apa rasa motor seharga Rp 172 juta ini? • (otomotifnet.com)
Desain
Ciri Khas yang paling sedikit perubahannya adalah bentuk tangkinya, hampir persis. Setang merunduk dan buntut tawon jadi pengembangan mengikuti tren. Sedang rangka dan cover bodi samping jelas berbeda.
Meski klasik, nuansa modern tetap disematkan seperti aplikasi spion yang lebih kekinian hingga sokbreker belakang bertabung.
Fitur dan Teknologi
Teknologi klasik yang masih dipertahankan adalah mesin 535 cc 1 silinder berlangkah panjang, tepatnya 90 mm dan diameter piston 87 mm. Sisi terkininya bisa ditemui pada pengabutan bahan bakar injeksi dari Keihin agar lolos lolos uji emisi Euro 3.
Uniknya, di panel setang sebelah kiri masih dilengkapi dengan cuk. Kombinasi klasik dan modern juga bisa dilihat pada panel indikator. Spidometer dan takometer yang masih analog, namun di bawahnya ada panel digital kecil. Isinya odometer, trip A & B, serta fuelmeter.
Kaki–kaki belakang ditopang dengan dual shock model tabung berlabel Paioli. Yang depan teleskopik dengan diameter as 41 mm.
Sedang pengeremannya sudah disc brake di kedua roda. Yang depan dibekali kaliper Brembo 2 piston yang siap menjepit cakram 300 mm. Sedang cakram 240 mm dengan kaliper Bybre 1 piston ada di belakang. Peleknya aluminium 2.50x18 dibalut ban Pirelli Sport Demon berukuran 100/90-18 untuk yang depan dan pelek 3.00x18 pakai ban 130/70- 18 di bagian belakang.
Uniknya, ada pegangan kecil di samping kiri jok. Ternyata fungsinya untuk pegangan saat memposisikan standar tengah. Oiya, lampunya belum automatic headlamp on, makanya masih ada sakelar di setang.
Riding Position & Handling
Namanya cafe racer, badan dituntut untuk lebih merunduk dan kaki nangkring layaknya menunggangi motor balap. Tapi gak perlu takut pegal karena dipakai harian pun masih nyaman. Pasalnya, sudut setang tidak terlalu miring ke dalam dan tetap tinggi.
Joknya juga panjang, memberikan ruang duduk lebih fleksibel bagi rider yang mempunyai postur jangkung. Sedang tester dengan postur 168 cm dirasa masih cukup nyaman duduk agak ke depan dengan mengapit tangki berkapasitas 13,5 liter yang ramping.
Joknya punya busa tebal di bagian atas namun tipis pada bagian samping, jadi wajar kalau pangkal paha lama kelamaan jadi panas hehe..
Dibawa melibas tikungan maupun melewati kemacetan masih lincah, dimensinya memang tidak terlalu besar. Redaman suspensi depannya dirasa pas bertemu kondisi jalanan Jakarta yang beragam.
Namun suspensi belakang terasa keras untuk tester berbobot 57 kg. Tenang saja spring rate-nya dapat diatur sesuai kebutuhan.
Performa
Mesin satu silinder 535 cc ini dilengkapi dengan electric dan kick starter, hemmm.. seperti apa rasanya menyalakan mesin dengan tenaga kaki. Ups, ternyata ringan, selain kompresi hanya 8,5:1, tentunya sudah pakai decompression.
Langkah panjang 90 mm dan diameter piston 87 mm membuat torsi kuat, klaimnya mencapai 44 Nm. Torsi nendang sejak 2.500 rpm, apalagi kalau pindah gigi di 3.000 sampai 4.000 rpm, terasa responsif.
Namun ketika menyentuh 3.500 rpm mesin akan bergetar, sampai spion pun sulit dipakai melihat kondisi belakang. Solusinya, buru-buru pindah ke gigi yang lebih tinggi. Masukan gigi 5 lalu rasakan kenyamanan pada kondisi overdrive.
Dan jangan takut motor akan jadi lemot, karena torsi besar, buka gas saja semaunya maka akan langsung mudah diajak berakselerasi lagi. Penasaran dengan performa dari mesin yang mempunyai tenaga maksimal sebesar 29,1 dk pada 5.100 rpm ini?
Tes akselerasi menggunakan Racelogic dilakukan. Didapat time 4,1 detik untuk mencapai 60 km/jam dari diam. Sedangkan jarak 201 meter ditempuh 11,2 detik saja pada kecepatan 96,7 km/jam. Sedang untuk top speed mentok di 150 km/jam. Lengkapnya lihat di tabel yah!
Konsumsi BBM
Pengujiannya menggunakan bahan bakar beroktan 95, kemudian diajak jalan-jalan tanpa ada batasan kecepatan. Hasil dari tiga kali pengetesan adalah 23,4 km/liter, lumayan hemat juga untuk mesin 535 cc.
Data Test:
0 – 60 km/h: 4,1 detik
0 – 80 km/h: 6,8 detik
0 – 100 km/h: 12 detik
0 - 100 meter: 7,2 detik (80,9 km/h)
0 - 201 meter: 11,2 detik (96,7 km/h)
0 - 402 meter: 18 detik (114,2 km/h)
Konsumsi bahan bakar: 23, 4 km/l
Top Speed: 150 km/h
Data Spesifikasi:
Tipe Mesin: Satu Silinder, 4 tak, berpendinginudara
Kapasitas: 535 cc
Bor x Stroke: 87mm x 90mm
Rasio Kompresi: 8.5:1
Tenaga Maksimal: 29,1 hp @ 5.100 rpm
Torsi Maksimal: 44 Nm @ 4.000 rpm
Sistem Pengapian: Digital Elektronik
Kopling: Basah, lebih dari satu pelat
Transmisi: 5 percepatan
Oli Mesin: 15 W 50 API, SL Grade JASO MA
Pasokan Bahan Bakar: Injeksi Bahan Bakar Elektronik Keihin
Pembersih Udara: Elemen Kertas
Starter Mesin: Electric dan Kick
Tipe Rangka: Two downtube cradle frame
Suspensi Depan: Teleskopis, diameter as 41 mm, jarak main 110 mm
Suspensi Belakang: Paioli, Dua sok breker yang diisi udara dengan beban awal yang dapat disesuaikan, jarak main 80 mm
Jarak roda: 1360 mm
Jarak Bagian Terbawah ke Tanah: 140 mm
P x L x T: 2.060 x 760 x 1.070 mm
Tinggi Jok: 800 mm
Berat Kosong: 184 Kg
Kapasitas Tangki Bahan Bakar: 13.5 Ltr
Ban Depan: 100/90-18, 56 H Pirelli Sport Demon
Ban Belakang: 130/70-18, 63 H Pirelli Sport Demon
Rem Depan: Brembo 300mm cakram floating, kaliper 2 piston
Rem Belakang: Cakram 240 mm, kaliper 1 piston
Sistem Listrik: 12 volt - DC
Baterai: 12 volt, 14 Ah
Lampu Depan: 12V H4 60 / 55 W
Lampu Belakang: 12V 21W/5W