Shizuoka - Hasil yang berbeda dari Oblique Frontal Crash Test tentu memiliki efek yang berbeda terhadap kambing hitam percobaan, yaitu Toyota Prius generasi keempat. Selain dirancang khusus untuk menguji struktur TNGA (Toyota New Global Architecture) yang baru, uji tabrak ini juga dibuat untuk melihat efeknya pada kendaraan hybrid.
Mengapa? Karena kendaraan hybrid sudah mencatat penjualan global lebih dari 9,1 juta unit sejak tahun 1997, sehingga dibutuhkan pembuktian bahwa kendaraan jenis ini pun aman dalam segala kondisi, terutama setelah mengalami kecelakaan.
Bahkan dengan energi tabrakan lebih besar yang diterima, yaitu 1,3 kali dibanding Frontal Offset Crash Test, Prius generasi keempat ini memiliki nilai deformasi kabin yang jauh lebih kecil dibanding generasi ketiganya dengan metode crash test konvensional, yaitu penurunan 55 persen.
Bagian mesin yang menjadi crumple zone terdeformasi untuk menyerap momentum tabrakan, namun tetap melindungi komponen penting dalam kendaraan hybrid, yaitu power control unit agar tidak tersentuh.
Pilar A ke belakang yang juga menjadi struktur utama mobil sama sekali tidak atau hanya sangat sedikit terdeformasi, mmelindungi penumpang di dalam yang bisa dilihat dari dummy yang tertahan sempurna oleh safety belt pretensioner dan airbag setir, lutut dan side curtain.
Aspek-aspek penting seperti tidak adanya kebocoran listrik dan pintu pengemudi dan penumpang pun tetap dapat dibuka setelah tabrakan.
Struktur baterai bertengangan tinggi di atas 200 V yang terletak di bawah jok belakang juga terlindungi sempurna. Tidak lupa, Toyota mengisolasi baterai bertegangan tinggi dan mematikan relay seketika airbag aktif.
Karena hal ini pun, Toyota Prius anyar mendapatkan rating bintang lima dari NHTSA (National Highway Traffic Safety Administration) Amerika Serikat.