Tes Bahan Bakar Pertamax Turbo, Pas Buat Mesin Berkompresi Tinggi

Selasa, 6 September 2016 | 11:22 WIB

Test Pertamax Turbo

JAKARTA - Tanggal 11 Agustus 2016 lalu, PT Pertamina (Persero) secara resmi mulai memasarkan bahan bakar baru, yaitu Pertamax Turbo. Ini merupakan bensin dengan angka oktan 98, lebih tinggi dari Pertamax Plus yang oktannya hanya 95.

Menurut Tri Yuswidjajanto, dosen teknik mesin Institut Teknologi Bandung (ITB), nilai oktan merupakan angka yang menunjukkan kemampuan bahan bakar untuk dikompresi atau ditekan.

“Semakin besar tekanan yang bisa diterima, tenaga yang dihasilkan juga semakin besar,” terangnya. Jadi Pertamax Turbo ini cocok untuk mesin yang punya rasio kompresi tinggi, terutama yang di atas 12:1.

Salah satunya yang cocok pakai Yamaha R1M yang sedang dites OTOMOTIF. Menurut data spesifikasinya, rasio kompresinya mencapai 13:1, dan direkomendasikan minimal pakai bensin beroktan 95, seperti yang tertera di tangkinya.

Guna mengetahui performa menggunakan Pertamax Turbo, langsung diuji coba di atas dyno Dynojet 250i milik Sportisi Motorsport (SM) yang berada di Rawamangun, Jaktim. Dilakukan 2 kali run, pertama menggunakan bahan bakar beroktan 95, kedua pakai Pertamax Turbo yang dijual Rp 8.700 per liter.

Run pertama yang sebagai patokan R1M masih pakai bensin oktan 95, riding mode diset di A dengan power 1. Setelah beberapa kali pengujian, didapat tenaga maksimal 171,13 dk di 14.000 rpm dan torsi 98,72 Nm di 9.200 rpm.

Langkah berikutnya menguras sisa bensin di tangki dengan cara disedot, lalu dituang Pertamax Turbo. Sebelum naik ke atas dyno, running dulu untuk menghabiskan sisa bensin yang masih ada di saluran bahan bakar. Coba ukur lagi, berapa tenaga dan torsi yang didapat?

Tenaga maksimal 170,2 dk di 13.700 rpm dan torsinya 99,98 Nm di 9.300 rpm. Loh kok tenaga malah lebih rendah?

“Lihat grafiknya, waktu run pertama pakai oktan 95 saat tutup gas ada semacam loncatan tenaga, itu anomali saat ngedyno, kalau dilihat grafiknya lebih detail sebenarnya lebih tinggi yang Pertamax Turbo kendati tipis,” terang Brahmantio Prayogo, pemilik SM yang langsung turun ngegas.

“Dan perbedaan tenaga dan torsi cukup banyak terlihat di putaran menengah, antara 8 sampai 11 ribu rpm,” imbuhnya sambil menunjuk grafik hasil dyno. “Satu lagi, kelebihannya pakai Pertamax Turbo suara jadi lebih ‘bersih’, enggak ada gejala ngelitik,” tutup Bram, sapannya. • (Aant / otomotifnet.com)

Aant/otomotifnet
Test Pertamax Turbo
Nah ini grafik dynonya, ada perbedaan walaupun tipis