First Drive Toyota Prius (XW50) dengan Transimisi Masa Depan

Parwata - Senin, 26 September 2016 | 07:35 WIB

(Parwata - )

Generasi keempat eco car paling terkenal sedunia mencoba menjembatani masa kini dan masa depan

Jepang - Bila dilontarkan pertanyaan, mobil paling ramah lingkungan apa yang bisa anda beli sekarang? Jawabannya pasti akan jatuh ke hybrid. Selain karena waktu pengisian ulang mobil listrik yang terlampau lama dan infrastruktur hidrogen belum siap, rasa memiliki sebuah mobil hybrid tak akan jauh berbeda dibandingkan mobil konvensional.

Toyota tahu itu ketika menciptakan proyek ‘G21’ di tahun 1993 dulu, hingga berhasil menciptakan Prius generasi pertama dengan klaim konsumsi bahan bakar 28 km/l. Dua kali lebih baik disbanding setiap mobil bensin berkapasitas 1.500 cc di masanya. Masalahnya, bentuknya hingga generasi ketiga kurang menggambarkan Prius sebagai calon mobil masa depan.

Jelas berbeda dengan generasi keempat berkode XW50 ini. Pilih saja bagian depan, samping, belakang atau bahkan di dalam, akan jelas terlihat Prius ini bukan diciptakan untuk ‘fit-in’ dengan mobil-mobil di tahun 2015-2020 ini. Beruntung, OTOMOTIF berkesempatan mencobanya langsung pada event Toyota Technology Media Trip 2016 ini.

Langsung di Mobilita, salah satu pusat pengetesan milik Toyota di Fuji Speedway, Jepang, kami mencoba fitur Pre-Collision System milik Prius ini yang bisa menghentikan laju mobil dengan sendirinya ketika mendeteksi objek penghalang di depannya. Namun yang menarik, ketika kami mencoba performa liftback ini di short circuit tempat sebelumnya kami mencoba Mirai.

Menyalakan mobil dengan menekan tombol start/stop engine biru di kanan setir, seperti biasa tidak terdengar suara mesin apapun kecuali hembusan AC. Mau memasukkan gigi, baru sadar tuas transmisi sangat terlihat tidak biasa, mirip joystick pada konsol game masa lampau.

Awalnya, kami mencoba menyalakan EV Mode di sebelah kiri tombol Drive Mode. Menyenangkan, hingga 1,5 menit pertama, kami masih bisa cruising hanya dengan motor listrik synchronous AC bertenaga 71 dk dan torsi 163 Nm. Selain tidak ada suara sama sekali, motor ini juga masih sanggup menerima injakan pedal gas cukup dalam tanpa membangunkan mesin bensinnya.

Sebagian thanks to baterai Ni-MH baru berkapasitas 6,5 Ah yang kini memiliki jumlah sel 168. Oh ya, penempatannya yang lebih pintar di bawah ruang kaki penumpang belakang membuat ruang bagasi bertambah 56 liter menjadi 502 liter. Lanjut ke sensasi berkendara, tombol Drive Mode pun kami pilih untuk masuk ke mode Sport. Injak pedal gas, mesin bensin 2ZR-FXE berkapasitas 1.797 cc langsung menyala. Sesuai tujuan ekonomisnya, mesin ini memanfaatkan siklus Atkinson dengan rasio kompresi 13:1.

Meski tenaganya hanya 98 dk, kami tidak merasa kekurangan saat menambah kecepatan dari diam ke sedang karena selalu terbantu torsi instan dari motor listrik. Bahkan posisi duduk yang sangat rendah pun membuat body roll tidak begitu terasa di jok pengemudi yang memiliki support besar, meski feeling setir sintetik sangat terasa.

Namun ketika bertemu lintasan lurus panjang, limit tenaga mesin bensinnya pun terasa. Masalahnya, ketika Toyota membuat Prius ini dengan klaim konsumsi bahan bakar mencapai 40,8 km/liter, sudah pasti performa bukan jadi prioritas kan? Sano/otomotifnet.com