Bandung - Tax amnesty mampu gairahkan pasar kendaraan niaga yang tengah lesu darah. Program pengampunan pajak ini digadang mampu memberikan suntikan dana segar pada sejumlah proyek infrastruktur yang tengah kembang-kempis. Ujung-ujungnya, order kendaraan niaga diprediksi makin deras.
Hal ini diakui PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB), selaku prinsipal kendaraan niaga Mitsubishi Fuso. “Sektor infrastruktur masih jadi kendala saat ini tertolong program tax amnesty. Ada budget untuk menggerakkan proyek infrastruktur. Imbasnya tentu permintaan kendaraan niaga akan bertambah,” ungkap Doni Maksudi, Deputy Group Head of MFTBC Field Group, disela gelaran Truck Campaign 2016 di Bandung, Jabar (7/10).
Tax amnesty menjadi harapan ditengah kondisi ekonomi yang melambat, sehingga market share kendaraan niaga punya harapan untuk bangkit.
Seperti diketahui segmen pasar light truck nasional sempat turun pada semester pertama tahun ini yang dipicu oleh sejumlah indikator ekonomi, yaitu masih belum membaiknya sektor pertambangan, perkebunan dan infrastruktur.
Selain harapan dari program tax amnesty, secara bertahap pangsa pasar light truck juga terus membaik. Terlebih lagi ada indikasi sektor perkebunan yang mulai merangkak naik. "Komoditas perkebunan di Sumatera dan Kalimantan, yakni kelapa sawit mulai panen. Sehingga permintaan truk meningkat," sebut Doni.
Lebih lanjut menurut Doni, efek dari membaiknya sektor komoditas perkebunan, maka sektor consumer good di pulau Jawa tumbuh pesat.
Secara retail, jualan ‘kepala kuning’ Colt Diesel sejak pertama kali diluncurkan hingga akhir september 2016 sudah tembus 991.389 unit. Artinya selama 41 tahun sampai saat ini hampir tembus 1 juta unit.
Sementara itu, Mitsubishi Fuso selama Januari-Agustus 2016, Mitsubishi Fuso diklaim menguasai 45,3 persen kendaraan niaga atau setara dengan 20.007 unit. Angka penjualan Colt Diesel ditopang oleh Colt Diesel di kelas light truck sebesar 18.285 unit menguasai 54,5 persen.
Kemudian dikelas medium truck dan heavy truck berhasil menorehkan angka penjualan 1.722 unit.