Sidrap - Anis KS yang menunggangi Honda Sonic 150R dari tim Astra Racing Team Sulsel ini, berhasil menjadi yang terbaik di Honda Dream Cup (HDC) yang berlangsung di Sirkuit RMS Puncak Mario, Sidrap di kelas HDC 2. Menang di race 1 dan podium 3 di race 2.
“Di race 2 terpaksa mengendurkan gas saat memimpin, karena ada sedikit problem di mesin,” terang pembalap asal Pare-Pare ini.
Performa motor bernomor 177 ini sejak kualifikasi sampai race memang bisa dibilang paling kencang. Di belakangnya ternyata ada tangan dingin Ade Rachmat, mekanik yang bermarkas di Bambu Apus, Jaktim dan kini sering bolak-balik Jakarta-Makassar. Seperti apa sih modifikasinya? (Aant / Otomotifnet.com)
Intake Downdraft
Paling mencolok saat melihat ubahan mesin tentu dari posisi throttle body (TB) menembus bodi tengah, kemudian disambung velocity stack panjang di ujungnya bertengger sebuah injektor. Ternyata Ade mengubah sudut intake manifold, dari 5° jadi 15° makanya sekarang berdiri, efeknya jalur masuk jadi lurus ke ruang bakar atau jadi downdraft.
“Dengan ubahan ini dari hasil dyno tenaga naik dari 29 jadi 30 dk, lumayan kan?” puas mekanik berbadan atletis ini. TB pakai standar Sonic namun direamer jadi 32,5 mm, lalu dipasangkan dengan injektor Honda CBR600RR yang punya debit 225 cc/menit.
Semprotan bensin menuju ruang bakar lewat klep masuk 24 mm, sedang klep keluar 21,5 mm. Buka-tutupnya diatur kem custom, sayang Ade enggan menyebut speknya. “Yang pasti pakai per klep Amerika, karakternya awet dan enggak mudah floating karena frekuensinya rendah,” terangnya.
Pistonnya tetap 57,3 mm tapi pakai produk BRT, dengan desain dome custom agar rasio kompresi jadi 11:1. “Enggak berani lebih karena bensin di Sulawesi kualitasnya enggak stabil, jadi main aman saja,” kata Ade memberi alasan.
Pemercik api menggunakan busi Denso IU27, pengatur injeksi dan timing pangapian pakai ECU Vortex, merek yang sangat familiar di tangan Ade sejak masih memperkuat Star Motor pimpinan Benny Djati Utomo.
Pelek Blade
Pelek bawaan Sonic 150R dipakai balap terlalu lebar, makanya diganti punya Honda Blade yang punya lebar 1.40x17 dan 1.85x17. Lalu dibalut ban FDR Sport FR75 lebar 90/80-17 dan 100/70-17.
Suspensi depan pakai standar Sonic, namun dimodifikasi jeroannya, “Per dipotong dan ganti pipanya,” jelas Ade. Sedang belakang andalkan Ohlins yang dudukan bawahnya dimodifikasi, agar bisa dibikin rendah atau tinggi. Mantap!
Data modifikasi:
Ban: FDR FR75 90/80-17 & 100/70-17
Cakram depan: TDR
Pelek: Honda Blade
Master rem depan: Brembo RCS15
Steering damper: Ohlins
Monosok: Ohlins
ECU: Vortex
Injektor: Honda CBR600RR
Piston: BRT
Busi: Denso IU27