Gara-gara kesukaannya di dunia modifikasi, E200 ini sampai enggak pernah pulang dan dipakai harian
Bali - Sebelum membahas modifikasi apa saja yang sudah dilakukan di Mercedes-Benz E200 keluaran 2007 ini. Mesti ingat bahwa sedan asal Jerman ini menggunakan begitu banyak sensor dan perangkat elektronik.
Alhasil, salah treatment malah bisa bikin masalah dan akhirnya buang biaya lebih banyak. “Tapi itu tantangannya,” ungkap Agus Wina, sang pemilik.
Pengalamannya saja, Agus pernah salah potong kabel yang bikin mesin enggak mau hidup, atau saat pasang turbo yang justru bikin mesin jebol.
“Repotnya lagi di Bali enggak ada mekanik khusus Mercy. Akhirnya datangkan dari Batam. Mesinnya ganti pakai copotan Singapura,” papar pengusaha di bidang properti ini.
Ubah Konsep
Dasarnya hobi modifikasi, Agus memutuskan untuk mengejar poin tertinggi di ajang kontes, yakni gelar King. “Sebab dulu masih pakai gaya elegan, tapi susah untuk jadi King. Makanya kini harus ekstrem,” ucap pria yang sempat buka toko aksesori ini.
Sudah tekad bulat, akhirnya potong sana-sini dikerjakan. “Semua modifikasinya sesuai dengan apa yang saya inginkan. Jadi bukan dari rumah modifikasinya,” terangnya.
Supaya maksimal, tentu harus pakai konsep matang. “Dulu ikut kontes pernah dibilang ini body convertion dari Honda ke Mercy. Sakit hati banget kalau ingat,” kenang pria yang sempat bersekolah di Australia itu.
Memang, dulu persiapannya belum serapi sekarang, bahkan mobil baru jadi pas hari H kontes. Akhirnya, kini tiap workshop diberikan tenggat waktu untuk tiap proyek. Alhasil persiapan untuk ikutan kontes modifikasi pun jadi lebih panjang.
Lihat hasilnya sekarang. * (oct/otomotifnet.com)
Motorized Freak
Dari depan, sistem buka tutup kap mesin menggunakan motorized dan terbagi menjadi 4 gerakan. Lanjut ke pintu depan dan belakang, totalnya ada 12 gerakan. Buka tutup bagasi juga menggunakan sistem tersebut (3 gerakan).
Tak hanya di luar, sistem motorized juga merambah ke interior, tepatnya dipasang di jok dan kemudi. Total dari luar dan di dalam, motorized yang digunakan ada di 26 titik. “Saya melirik gelar Motorized Freak di setiap ajang kontes,” ungkap Agus.
Pintu
Ada yang unik pada sistem motorized untuk buka tutup pintu depan. Basic yang dipilih untuk pengoperasian pintunya adalah Koeningsegg style. Pada model ini, pintu didorong keluar dengan sistem motorized dan kemudian baru diputar 90º. Pengoperasian seperti itu, dianggap anggota klub Specialist Generation, Bali itu hal yang biasa.
Dari beberapa contoh modifikasi di luar negeri dan imajinasi liarnya, maka buka tutup pintunya jadi model Raptor++. Dimana saat pintu terbuka, sekaligus ikut berputar sesuai dengan arah bukaannya. Hal tersebut bisa terwujud, setelah dilakukan custom dan penambahan gigi untuk memutar pintu secara berlahan.
Ikan Koi
Pada dasarnya, si empunya enggak ingin bodi tampil polos. Makanya, sekujur bodi di-airbrush dengan motif naga. Kini, Agus beralih ke ikan koi untuk mengejar keberuntungan. “Ada alasan lainnya, agar pengunjung pameran enggak bosan dengan motif itu-itu melulu. Biar lebih fresh, makanya ganti gambar,” terang Agus.
Kemudi
Pada kendaraan konsep BMW Vision Next 100, sistem kemudinya bergerak secara motorized. Dari tersimpan di dalam dasbor sampai keluar, berhenti dan siap untuk digunakan.
Setelah melihat, Agus juga ingin sistem kemudi di Mercy-nya diubah. “Selagi masih bisa di-custom, kenapa enggak,” kilahnya. Butuh waktu 4 hari, sampai pergerakannya jadi normal dan presisi.
Kap Mesin
Panel fender dipotong jadi 2 bagian, atas dan bawah. Bagian atasnya disatukan dengan kap mesin dengan cara pengelasan. Ketika difungsikan, enggak hanya mesin saja yang terlihat. Keseluruhan roda depan bisa terlihat semuanya.
Audio
Pemasangan audionya tembus dari bagasi sampai jok bagian belakang. Ini dia daftar perangkatnya, dimulai dari head unit berlabel Alpine. Speaker yang berukuran 3 inci terpasang 10 unit dan untuk yang 6 incinya, 18 unit.
Sementara itu tweeter hanya ada 8 unit. Ada 3 ukuran subwoofer yang dipasang (8, 12 dan 18 inci), dengan totalnya ada 8 unit. Power amplifiernya terdiri atas monoblok 3 unit dan 4 channel 4 unit.
Kaki-Kaki
Pelek Leon Hardiritt enggak dibiarkan berpenampilan standar. Sebelum dipasang, pelek ukuran 20 inci itu, terlebih dahulu dilapis dengan bahan carbon.
Sistem pengereman bagian depan menggunakan double disc (380 mm) dengan kaliper K-Sport 8 pot. Cakram belakang juga pakai diameter yang sama dengan depan, tapi kalipernya pakai Brembo 6 pot.
Menguatkan poin penilaian, bagian suspensi pakai air suspension lansiran Universal Air.
Data Modifikasi
Ban Achilles, Pelek Leon Hardiritt 20 inci, Kaliper K-Sport 8 pot dan Brembo 6 pot, Air suspension Universal Air, Headlamp Odyssey Hybrid, Bumper Custom, Body kit Custom, Panoramic Webasto, Spion Koeningsegg Style, Pintu Depan Koeningsegg Style, Dasbor Custom, Setir Custom, Head Unit Alpine, Subwoofer Lightning Audio VC2, Power Monoblock Pro Kick, Power 4 Channel VOX, Kap Mesin Custom, Intercooler APXI, Blow Off HKS, Air Filter HKS, Strutbar Huriccane, Slang HKS, Header Custom, Muffler Custom
Plus: Pintu depan Koeningsegg Style Custom, pergerakannya halus
Minus: Custom carbon di pelek kurang nyambung dengan keseluruhan tema modifikasi