Amerika Serikat - Harley-Davidson melaporkan penurunan angka penjualan di tahun 2016. Seperti diwartakan Asphaltandrubber, produsen motor asal AS itu hanya mampu menjual sebanyak 262.221 unit pada tahun lalu atau turun sekitar 1,6 persen dari penjualan di 2015.
Menariknya, penurunan angka penjualan terbesar Harley-Davidson justru terjadi di AS dengan persentase 3,9 persen. Sebaliknya, penjualan internasional moge klasik ini justru menguat dengan pertumbuhan 2,3 persen. Dampak yang terjadi akibat turunnya angka penjualan ini, Harley-Davidson pun harus mengalami penurunan laba bersih sebanyak 8 persen.
Meski mengalami kerugian, perusahaan yang berbasis di Milwaukee, Wisconsin, ini tetap optimis menyambut kalender penjualan 2017. Alasannya, posisi Harley-Davidson makin kuat di luar negara asalnya, terutama untuk pasar Eropa dan Asia Pasifik.
"Strategi jangka panjang kami selama 10 tahun ke depan adalah melahirkan generasi baru pengendara Harley-Davidson di seluruh dunia," ujar Presiden sekaligus CEO Harley-Davidson, Matt Levatich.
Untuk mengantisipasi penurunan market penjualan tersebut, produsen motor yang beroperasi sejak 1903 ini pun menyiapkan sejumlah strategi. Di antaranya, akan merilis 50 sepeda motor baru selama 5 tahun ke depan, kemudian membuka 150-200 jaringan dealer baru di seluruh dunia pada tahun 2020. (Otomotifnet.com)