Thailand - Sesuai regulasi Asia Road Racing Championship (ARRC) kelas AP250, fitur throttle by wire pada All New Honda CBR250RR enggak boleh diubah. Jadinya, pilihan riding mode masih ada dan bisa dipakai.
Wah pertama nih motor balap 250 cc pakai riding mode hehe.. Gerry Salim dan dua pembalap Astra Honda Racing Team (AHRT) pun mengakui kalau riding mode ini ada gunanya. Lalu mana yang dipilih? Comfort, Sport atau Sport +?
Ternyata yang dipakai justru hanya Sport bukan Sport+, kenapa? “Respon pakai Sport lebih natural dibanding Sport+,” terang Gerry yang sudah meraih 3 juara pertama dari 4 race yang digelar di dua seri perdana, di Johor, Malaysia dan Buriram, Thailand.
Meski begitu Gerry tak menampik jika bisa saja Sport+ dan bahkan Comfort dipakai pada kondisi tertentu, seperti saat butuh tampil lebih agresif atau hujan.
Namun yang harus dicatat adalah, mode Sport di motor balap ini tentu responnya sudah jauh beda dengan motor standar.
Menariknya, pada All New Honda CBR250RR tunggangan pembalap AHRT, tombol riding modenya sudah berpindah.
Saklarnya dipindah, jika awalnya di depan mirip tombol beam, sekarang menggantikan klakson dengan pertimbangan lebih mudah memilih pakai jempol.
Tak hanya Riding Mode, ada pula pilihan mapping ECU antara basah dan kering. Tampak dari saklar lampu jauh dekat yang telah diubah fungsi ada pilihan A dan B. A untuk basah dan B kering. Saat race 2 di Johor, Malaysia yang berlangsung panas terik, Gerry pakai mode A atau basah.
“Seperti di MotoGP, banyak pilihan untuk memberi keleluasaan pembalap sesuai kondisi di sirkuit dan strategi balapnya,” terang Anggono, mengenai tetap adanya Riding Mode ditambah pilihan mapping.
Dan ada satu tombol lagi, untuk speed limit di pit yang menggunakan saklar sein.
Sedang yang mengatur semua kinerja mesin termasuk throttle by wire dan riding mode adalah ECU yang full adjustable. Kabarnya ECU ini bukan dari HRC tapi digarap oleh product R&D CBR250RR di Jepang. (Otomotifnet.com)