Maksudnya permintaan selalu lebih banyak dari pasokan. Jatah CBU dari Korea kurang karena prioritasnya ke Eropa dan Amerika.
Ya tapi sebulan indent aja ogah apalagi tiga bulan, belum pasti pula? Emm bukannya Sedona sudah pernah muncul di pameran otomotif tengah tahun lalu?
"Proses indent tahun lalu memang panjang. Tapi sudah deliver semua," bisik Rizal. Apa yang bikin setia menunggu Sedona?
Terlempar ingatan di awal tahun 2000, Sedona masih bernama Kia Carnival.
Laris manis karena dianggap luxurious MPV.
Namun layanan aftersales tak cukup cepat menangani keluhan mesin Carnival.
Beberapa tampak mogok di jalan, hargapun terdepresiasi cukup banyak.
Sampai membuka lembaran baru dengan nama Sedona pada 2003-2004. Hingga mempunyai 39 bengkel resmi sekarang.
Sedona kini dengan nama depan Grand, terdiri dari 3 varian: Grand Sedona, Platinum dan Ultimate.
Semuanya matik, termahal tipe Ultimate, dilengkapi dual sunroof, audio Infinity by Harman dan powerseat untuk pengemudi.
Bukan itu saja, baris ke empat bisa menjadi extra seat total buat 11 penumpang.
Sangat mungkin para lovers itu kepincut harganya.
Lihat saja large MPV Jepang seperti Honda Odyssey dihargai Rp 718 jutaan.
Bagaimana Sedona? "Kami lepas Rp 497,5 juta hingga Rp 555,5 juta," bisik Rizal.
Banyak yang ngincar SUV malah pindah ke Sedona. Tanda jadi sih sebenarnya cukup Rp 5 juta. Tapi dari 34 unit yang terjual selama pameran, ada juga yang melunasi berharap dapat cepat.
Uniknya lagi, unit yang dipajang bukan yang untuk dijual.
"Betul, unit yang sebenarnya kami enggak punya. Yang dibrosur itu yang benar spesifikasinya," tambah pria ramah ini.
Ditengah persaingan ketat, para lovers bisa menerima apa adanya.
Aku padamu, Sedona! (Otomotifnet.com)