Jakarta - ECU MoTeC yang digunakan di motor balap CBR250RR tunggangan Sudarmono dari Astra Motor Racing (ART) adalah M1 Series, atau tepatnya MoTeC GPR-M130.
Engine Management System (EMS) asal Australia ini harganya relatif mahal. Salah satu situs jual beli membanderol $3.040, yang jika dirupiahkan sekitar Rp 40,5 juta!
Itu belum termasuk ongkos kirim dan pajak. Busyet, seharga Honda PCX 150 nih!
Apa sih istimewanya?
Bukan hanya sebagai sebuah ECU, namun di dalamnya juga sudah ada data logger. Dan istimewanya sebagai EMS, semua manajemen mesin bisa diatur dan dibuat sendiri.
“Untuk itu, membangun sebuah motor mesti merancang sistemnya sendiri pakai yang namanya M1 build,” terang Ade Rahmat, engine builder ART.
Hal itu karena MoTeC ini merupakan sebuah EMS universal, “Bisa dipakai di semua mesin, dari mobil balap turing, rally, drag bahkan kapal atau tank bisa pakai,” lanjut Ade yang bengkelnya bermarkas di Setu Cilangkap, Jaktim.
Jadi menggunakan EMS MoTeC ini semua bisa dirancang dari nol, termasuk tentu saja mengumpulkan data yang diperlukan, yang disebut data dasar. Kemudian untuk seting pakai software yang namanya M1 Tune.
Nah di M1 Tune ini paramater yang bisa diseting sangat kompleks, yang mana juga bisa ditambah atau dikurangi tergantung kebutuhan mekanik.
Termasuk juga sensor yang disertakan juga bisa sesuai kebutuhan.
Contohnya di motor Momon, sapaan Sudarmono, selain sensor standar seperti TPS, ada tambahan sensor tekanan bensin, jarak main suspensi, tekanan rem depan, tekanan oli dan juga GPS.
Menu tuning tentu bukan sekadar fuel dan ignition mapping. Bahkan berapa kali bensin menyemprot, berapa banyak bensin disemprotkan di putaran tertentu bisa diatur, malah tiap silinder pun bisa beda jumlahnya, jangan heran O2 sensor tiap silinder pakai satu.
Lalu untuk ignition bukan sekadar kapan api meletik sebelum TMA, seberapa lama api di busi menyala (dwel) dan seberapa besar juga bisa diatur.
Lalu jika bicara data logger-nya, juga sangat lengkap seperti yang biasa kita lihat di MotoGP, sehingga mekanik bisa membaca kekurangan setingan motor, termasuk memberi masukan pembalap apa kekurangannya saat di trek.
Bisa terekam mulai sudut kemiringan motor, racing line, waktu tempuh tiap lap, titik pengereman, bukaan gas, posisi gigi, kecepatan, RPM, bahkan jumlah bensin yang dipakai juga terekam, sehingga bisa ditakar kebutuhan untuk sekali balap.
Kompleks dan komplet banget deh pokoknya, pantas kendati mesin masih riset, Sudarmono jadi satu-satunya pembalap Honda nonpabrikan yang bisa bersaing di rombongan depan! (Aant / Otomotifnet.com)