Otomotifnet.com - Harus diakui, pasar SUV diesel Indonesia yang sangat dipadati pemain ladder-frame seperti Mitsubishi Pajero Sport dan Toyota Fortuner memang membuat kontender monokok, apalagi dari luar Jepang kerap terlupakan.
Padahal jika berbicara soal nyaman dan pengendalian yang lebih menyenangkan, SUV jenis ini jelas unggul. Salah satu pemain terbaru adalah Hyundai Tucson yang kini hadir dengan mesin diesel.
Bukan sesuatu yang baru, karena mesin serupa R 2.0 CRDi, sebelumnya sudah digunakan Kia Sportage Diesel hampir 2 tahun lalu, yang sayangnya sudah diskontinyu di Indonesia.
Untuk sebuah SUV kompak dengan price tag di atas Rp 450 jutaan, bahan soft touch Tucson masih terlalu minim. Beberapa fitur wajib untuk harga ini juga absen. Namun tetap saja, hidup sehari-hari dengan tampang tampan dari Fluidic Sculpture 2.0 dan mesin diesel sadisnya, setiap kekurangannya tersebut jarang terpikirkan.
Lengkapnya, langsung cek review detailnya.
Performa & Handling
Setiap SUV diesel yang pernah OTOMOTIF coba dalam setengah dekade terakhir, Tucson jadi yang ketiga tercepat. Kalah hanya dari kakaknya sendiri, Santa Fe dan the almost perfect BMW X5 xDrive25d dengan penggerak empat roda dan transmisi 8A/T-nya.
Angka 0-100 km/jam ditempuhnya hanya dalam 8,9 detik, menyelesaikan drag race hanya butuh 16,6 detik. Bila bukan karena seringnya ban berputar akibat absennya traction control, bukan tidak mungkin bisa lebih cepat lagi.
In fact, mungkin hal di atas tadi jadi satu-satunya poin negatif yang perlu dikatakan soal mesin beringas ini. Terlebih lagi jika dibandingkan saudara kembarnya, Sportage Diesel, mode Sport yang dimiliki Tucson membuat akselerasi di jalan tol menjadi sangat cepat dan uniknya, tidak terasa.
Tak perlu menunggu turbo lag agar VGT dan intercooler memberi diesel oomph secara mendadak, mode ini akan menjaga putaran mesin selalu di atas 1.500-an rpm, sehingga tak perlu menanti lama agar torsi maksimumnya siap.
Mau sombong di lampu merah? Kickdown dan ban depan akan langsung spin, baik itu dari diam atau saat melaju dari kecepatan rendah.
Akhirnya, Tucson diesel jadi kombinasi yang unexpectedly fun karena selain kencang, juga menyenangkan untuk bermanuver. Bila menginginkan senyuman tiap memutar setir dan menginjak pedal gas, rasanya Tucson yang sebenarnya anda inginkan.
Konsumsi BBM
Dengan tenaga dan torsi yang lebih besar, mesin CRDi eVGT ini sanggup membuat Tucson lebih irit dibanding All New Fortuner VRZ atau bahkan saudaranya sendiri, Sportage Diesel.
Meski sering dibawa dalam kecepatan tinggi, konsumsi dalam kota setelah melewati berbagai jalan macet di 11,2 km/liter termasuk mengesankan. Apalagi, melaju konstan di 100 km/jam hanya terpatok di 1.750 rpm saja pada gigi 6.
Itu pun, masih mencatatkan angka di bawah 4 L/100 km di MID yang berarti tergolong irit. Yang jelas perlu diperhatikan, adalah untuk tetap mengisi 62 liter tangkinya dengan bahan bakar diesel setara Pertamina Dex, meski mesin canggih ini sudah kembali menggunakan solenoid injector dibanding sang kakak yang menggunakan piezo injector.
Tidak mau bagian terbaik dari mobilnya tiba-tiba rusak kan?
Kenyamanan
Cekatan berkat bodi yang lebih kompak, kenyamanan Tucson bisa dibilang tidak terpaut jauh dibanding sang kakak, Santa Fe yang jadi salah satu comfortable cruiser terbaik.
Pada mode Normal, akselerasi awalnya sedikit menyentak. Untung kali ini diakali dengan hadirnya Eco Mode untuk rasa city cruising yang lebih santai serta lembut dan kerennya, tidak membuat mobil terasa ‘lemot’.
Yang jelas untuk setiap 5 penumpangnya, luasnya ruang kabin bisa dinikmati maksimal. Di depan kedapatan headrest yang bisa diatur maju-mundur, sedangkan jok belakang bisa recline hingga sudut yang cukup rebah.
Bantingan suspensi terbaik terasa saat diisi lebih dari 3 penumpang, karena sendiri saja akan membuat bagian belakangnya sedikit terpental dan terasa keras ketika melewati lubang.
Meski masih belum senyaman Santa Fe, namun hal di atas tadi sedikit teredam oleh empuknya jok dan profil ban 225/60R17 yang lebih tebal.
Perihal body roll, tentu jauh lebih baik dibanding SUV ladder-frame manapun dan masih dalam batas wajar SUV monokok dengan ground clearance di atas 180-an mm, apalagi dengan baik dikurangi support raksasa jok depan.
Sedangkan soal suara crackle dari mesin dieselnya, hanya sedikit terasa ketika idle saat memanaskan mesin dan di putaran rendah.
Fitur
Tak hanya all about its performance, SUV yang namanya diambil dari kota di Arizona, Amerika Serikat, ini juga tergolong ramah fitur. Panoramic sunroof yang melebihi kepala penumpang belakang, masih jadi salah satu yang terbesar dan favorit hingga saat ini.
Membuat kabin terasa luas, juga pandangan indah nyaris tak berujung ke atas. Fungsionalitas head unit layar sentuh 8 incinya juga bertambah berkat pandangan 3600 dari kamera Eagle Eye’s View-nya, yang tadinya absen di XG bensin.
Oh iya, meski HU terkesan aftermarket-OEM, kami senang fungsi asli USB dan AUX port di bawah konsol tengah masih aktif, sehingga tidak terlihat kabel menggantung.
Lampu proyektor HID dengan DRL sudah otomatis, sedangkan MID canggihnya bisa mengatur untuk otomatis mengaktifkan wiper belakang ketika mundur, custom fungsi auto lock, hingga mengingatkan bila ban tidak dalam posisi lurus ketika mobil dinyalakan.
Tetap saja, tak semua penerapan fitur canggih tersebut sempurna. Kaca spion dengan lampu sein misalnya, kerap membuat kami kesilauan ketika ingin berbelok kanan di malam hari.
Pandangan EEV ketika aktif di layar, tak bisa dibarengi dengan mengecilkan volume baik dari kenop, maupun via tombol di setir. Bagasi elektrik juga tidak bisa dibuka-tutup dari remote, sehingga mau tidak mau harus menunggu proses bukaan lamanya langsung di depan pintunya.
Juga untuk sebuah SUV kompak yang hampir Rp 500 juta, kami mengharapkan fitur mewah standar seperti passive keyless entry dan jok elektrik depan.
Data Spesifikasi:
Mesin: R 2.0 Diesel 4-silinder segaris dengan CRDi, eVGT dan Intercooler
Kapasitas: 1.995 cc
Rasio Kompresi: 16 : 1
Tenaga Maksimum: 176 dk @ 4.000 rpm
Torsi Maksimum: 400 Nm @ 1.750 – 2.750 rpm
Transmisi: Otomatis 6-percepatan Shiftronic
Dimensi (p x l x t): 4.475 mm x 1.608 mm x 1.645 mm
Wheelbase: 2.670 mm
Ground Clearance: 182 mm
Radius Putar: 5,3 m
Sistem kemudi: MDPS (Motor Driven Power Steering)
Suspensi Depan: MacPherson Strut, Anti Roll-bar dengan Sokbreker Tipe Gas
Suspensi Belakang: Multi-Link dengan Sokbreker Tipe Gas
Rem Depan/Belakang: Cakram Ventilasi/Cakram dengan ABS, EBD dan BAS
Ukuran Ban: 225/60 R17
Kapasitas Tangki: 62 liter
Harga: Rp 458.000.000 (on the road Jabodetabek)
Data Tes:
Akselerasi
0 – 60 km/jam: 3,9 detik
0 – 100 km/jam: 8,9 detik
40 – 80 km/jam: 3,8 detik
0 – 201 m: 10,7 detik
0 – 402 m: 16,6 detik
Konsumsi BBM:
Dalam Kota: 11,2 km/liter
Luar Kota: 16,7 km/liter
Konstan 60 km/jam: 28,8 km/liter @ 1.450 rpm 5th
Konstan 100 km/jam: 20,8 km/liter @ 1.750 rpm 6th