Kem
Noken as atau kemnya tentu beda dengan NVA, karena ANV R dibekali dengan teknologi Variable Valve Actuation (VVA). Makanya kem punya 3 bumbungan, 2 in dan 1 out.
“Pada putaran bawah sampai 7.400 rpm klep in pakai yang profilnya rendah, sedang di atas 7.400 rpm pakai yang tinggi,” terang Ridwan.
Beda durasi antara yang rendah dan tinggi sayangnya belum ada datanya, secara kasat mata sih yang untuk putaran tinggi jauh lebih gendut. Dan saat diukur pakai sigmat memang ada perbedaan.
Tinggi lobe yang rendah hanya 32,4 mm, sedang yang tinggi 32,45 mm, bedanya sedikit ya?
Lalu pinggang yang rendah hanya 28 mm sedang yang tinggi 28,35 mm. Sementara untuk yang ex lobe punya tinggi 29,65 mm dan pinggang 25,25 mm.
Pelatuk
Dengan adanya teknologi VVA, maka pelatuknya didesain khusus, terutama yang untuk klep masuk, karena kemnya punya 2 profil. Tapi ternyata konstruksinya beda dengan pelatuk NMAX atau Aerox 155 VVA.
Pada ANV R ini kedua permukaan pelatuk beda konstruksi, untuk yang kem rendah pakai roller, sementara yang tinggi pakai tapet biasa.
“Tanpa bearing biar ringan,” terang Ridwan.
Meski begitu, menurut Ridwan gesekan tetap rendah karena permukaan pelatuknya dilapis dengan Diamond Like Carbon (DLC), makanya warnanya lebih gelap.