Otomotifnet.com - Kami kembali mendapat kesempatan untuk mencoba Toyota Agya 1.2 yang sekarang merupakan varian termahal Agya.
Tanpa perlu basa-basi, langsung saja kami berikan gambaran umum seperti apa rasanya Mengendarai Toyota Agya 1.2.
Ketika transmisi dipindahkan ke D, ada getaran yang cukup terasa.
Setelah berjalan getaran itu hilang. Namun ketika melakukan pengereman dan jarum di speedometer sudah menyentuh angka nol, getaran itu kembali terasa.
Ketika berjalan di kecepatan 70-80 km/jam di jalan tol, mesin bekerja diputaran 2.000 rpm. Dalam rentang kecepatan ini, indikator eco menyala.
Jika kecepatan sudah mencapai 100 km/jam, mesin bekerja di putaran 3.000 rpm, dan indikator eco pun padam.
Apresiasi perlu diberikan untuk suspensinya yang sekarang jadi lebih nyaman dari model sebelumnya.
Meski suspensinya lebih nyaman, tapi Toyota Agya 1.2 masih cukup stabil ketika berjalan dalam kecepatan tinggi di jalan tol. Walau harus diakui bahwa gejala body roll masih terasa.
Masuk rute dalam kota yang padat, tak sulit untuk mengendalikan Agya karena selain dimensinya yang kompak, radius putarnya juga kecil sehingga mudah saja untuk membawanya meliuk-liuk di tengah padatnya lalu lintas.
Selama mengendarai Agya, kami menemukan catatan bahwa LCGC Toyota ini memiliki peredaman kabin yang kurang.
Saat menginjak gas cukup dalam, suara mesinnya terdengar ke dalam kabin, begitu juga dengan suara motor yang sedang melaju kencang.
Dari pengetesan singkat yang kami lakukan, kami menilai bahwa Toyota Agya 1.2 ini adalah mobil yang lumayan.
Tenaga yang dimilikinya terasa cukup untuk cruising di jalan tol ataupun berjalan di dalam kota.
Tak hanya itu, bantingan suspensinya juga tergolong nyaman untuk ukuran sebuah mobil LCGC. (Otomotifnet.com)