Otomotifnetcom - Tarsisius Kristyadi, selaku Ketua Tim Mobil Listrik EVHero ITENAS (Institut Teknologi Nasional), mengatakan, bagian tersulit merancang mobil listrik EVHero adalah seputar sasis dan bodi.
Lho kok? Bukankah sistem kontrol unit dan penggerak listriknya yang sulit? "Untuk tahap awal sasis dan bodi yang cukup sulit. Karena harus menyesuaikan konfigurasi bentuk. Kita tidak mau asal pasang motor penggerak listrik pakai sasis dan bodi mobil bensin," ungkap Kris, panggilan akrabnya.
Disambangi langsung pada workshop-nya di Kampus ITENAS, Bandung, Jabar (16/11).
Ia menyebut seluruh proses dimulai dari nol. Yakni mulai dari pembuatan sasis dan bodi.
Alhasil mobil listrik ini bisa dibilang sebagai salah satu karya universitas, yang seluruhnya digarap mandiri.
"Dirakit dari nol dengan memanfaatkan fasilitas kampus. Untuk sasisnya pakai jenis ladder frame," ungkap Amirul Nefo, dosen fakultas desain Produk Itenas.
Masih menurut Nefo, proses pembuatan sasis dan bodi memakan waktu 2 tahun.
"Dari sketsa, kita kompromikan dengan realisasi antara desain dan bentuk nyata," sambung Nefo.
"Sasis untuk mobil listrik EVHero perlu menyesuaikan dengan konfigurasi dan bobotnya. Sebab berbeda antara mesin bensin dan listrik. Yakni pada center gravity, aerodinamika dan power weight to ratio," sambung Nefo.
Setelah itu, barulah dibuat wire frame, yang merupakan bentuk prototype mobil dengan skala 1:1. Dibuat dengan menggunakan untaian kawat besi.
"Fungsi wire frame sebagai referensi panduan dalam mould atau pembuatan struktur bodi," sambungnya lagi.