Otomotifnet.com - Direktur teknis MotoGP, Danny Aldridge, menjelaskan perbedaan mengenai aero-fairing dan winglet yang dipasang pada motor MotoGP.
Pada tes pramusim MotoGP 2018 di Sepang (28-30/1/2018) kemarin, semua tim mencoba memakai perangkat aerodinamika itu.
Sampai saat ini, kontroversi mengenai pemasangan paket aerodinamika di motor MotoGP masih terjadi.
(BACA JUGA: Terungkap! Makna Huruf KLX Di Motor Kawasaki)
Menurut Danny Aldridge, ada satu pedoman penggunaan aksesoris semacam ini di MotoGP.
"Paling penting mengenai hal ini adalah keselamatan," kata Danny Aldridge, dikutip dari website resmi MotoGP.
Selanjutnya ada aturan bentuk dan ukuran fairing yang diperbolehkan untuk balapan.
"Kriterianya adalah ujungnya harus membulat dan lebar fairing maksimal 600 mm, kami memiliki peraturan ketat mengenai ukurannya, tidak boleh berbentuk sayap," lanjut Danny Aldridge.
(BACA JUGA: Tren Crash Bar, Dulu Diem-Diem Kayak Narkoba, Sekarang Dijual Bebas)
Setelah Ducati sering menggunakan perangkat aerodinamika dengan model aero-fairing atau juga disebut internal winglet pada MotoGP 2018.
Yamaha adalah yang pertama mendesain model serupa pada tes di Valencia bulan November 2017 lalu.
Saat itu model fairing sempat Yamaha memunculkan kontroversi, kemudian winglet ala Yamaha itu resmi dilarang juga.
Pada tes di Sepang kemarin, Yamaha mendesain ulang dan model baru itu diperbolehkan.
"Yang aku lihat dari itu adalah keselamatan dan fairing baru Yamaha (di Sepang) bukan winglet seperti opini banyak orang."
"Menurutku winglet adalah satu kesatuan yang bentuknya lurus menjorok keluar," jelas direktur teknis MotoGP ini.
(BACA JUGA: Kocar-Kacir, Polisi Gerebek Balap Liar, Joki dan Penonton Lari Terbirit-Birit)
Kesimpulan pertama, jika bentuk aksesoris aerodinamika ini tidak membahayakan, bisa digunakan di balapan resmi MotoGP.
Kedua, winglet sebagaimana artinya sayap kecil itu berbentuk satu kesatuan dan memanjang lurus keluar.
Sementara aero-fairing yang saat ini banyak digunakan, bentuknya lebih tertutup.