Ternyata Toyota Kijang Itu Bukan Nama Hewan, Tetapi Sebuah Akronim

Joni Lono Mulia - Sabtu, 24 Februari 2018 | 10:21 WIB

Logo Toyota Kijang (Joni Lono Mulia - )

3. Generasi III (1986-1996): Kijang Super

Dio
Toyota Kijang Super

Untuk pertama kalinya Kijang menggunakan teknologi ‘full pressed body’.

Teknologi ini menekan penggunaan dempul hingga 5 kg, sehingga bodi mobil diklaim lebih ringan.

Toyota mengeluarkan dua tipe Kijang pada generasi ini yakni tipe Super Kijang dan Grand Extra.

Life cyclenya cukup panjang (lebih dari satu dekade) dibandingkan generasi sebelumnya.

(BACA JUGA: Bukan Rossi Pemicu Cerainya Tech 3 Dengan Yamaha, Ada Alasan Lain)

Pada generasi ini Toyota mulai mengaplikasi sistem transmisi 5-percepatan dan juga penggunaan rem cakram pada roda depan.

Kijang juga mendapat varian mesin baru yaitu unit 7K berkapasitas 1.800 cc.

Selain itu di generasi ini Kijang mulai lahir dalam jumlah varian yang banyak.

Sebab di generasi ini terdapat pilihan sasis panjang dan sasis pendek.

4. Generasi IV (1997-2004): Kijang Kapsul

Dio
Toyota Kijang 'Kapsul'

Toyota kijang mulai memperhatikan unsur aerodinamika dengan melepas generasi ‘Kijang Kapsul’.

Modelnya kini lebih membulat, dengan total varian mencapai 18 model.

Banyaknya model karena memang banyak pilihan mesin yang diusung.

Jika sebelumnya ada mesin bensin 1.800 cc (tipe 7K).

Di generasi ini lahir mesin diesel 2.400 cc (tipe 2L).

(BACA JUGA: Ajaib... Detik-Detik Pengendara Motor Terseret Belasan Meter Di Aspal, Tanpa Helm Tanpa Jaket Tetap Seger)

Di tahun 2000, Toyota juga mulai memproduksi Kijang dengan sistem pengabutan bahan bakar menggunakan injeksi.

Ada dua pilihan tipe mesin bensin EFI (Electronic Fuel Injection).

Yaitu 7K-E dengan kapasitas 1.800 cc bertenaga 80 dk dan 1RZ-E berkapasitas 2.000 cc dengan tenaga 100 dk.