Banyak Nganggur, Toyota 86 2015 Ini Cuma Digarap Kalau Pemiliknya Ke Indonesia

Parwata - Rabu, 7 Maret 2018 | 10:30 WIB

Toyota 86 2015 Proyek Liburan (Parwata - )

Otomotifnet.com - Raka Herza, seorang pecinta berat mobil sport. Itu bisa dibuktikan dari mobil-mobil yang dimilikinya.

Berawal dari Nissan GTR R35 yang sudah dimodifikasi, sampai akhirnya mentok karena kehabisan ide.

Nah, sekarang Toyota 86 ini yang jadi proyek modifikasi berikutnya.

Beruntung hobinya ini didukung oleh ayahnya yang juga pecinta mobil sport.

(BACA JUGA: Gak Nyangka, Honda Astrea Grand Jangkung, Sok Belakang Comot Dari Mobil)

Bahkan ketika ia memutuskan untuk kembali memodifikasi mobil barunya ini beberapa tahun lalu, dijawab dengan anggukan oleh sang ayah. Wah..!

Kyn/Otomotifnet
Power mesin tembus 200 dk dengan torsi 235 Nm usai diupgrade

Meski begitu, ia tetap menomor satukan sekolahnya dulu di negeri kangguru.

"Jadi proyek modifikasi 86 ini selalu menunggu saat gue pulang ke Jakarta. Kalau gue lagi di Australia ya 'nganggur' aja di garasi, hehehe," tuturnya.

Pengen tau apa ubahannya? (Kyn/Otomotifnet.com)

Kyn/Otomotifnet
Kap karbonnya keren!

Body Kit Rocket Bunny V1

Sasaran pertama adalah mempercantik tampangnya dengan mengaplikasi body kit.

“Pilihan jatuh pada body kit Rocket Bunny V1. Ini paling pas, kalau V2 atau V3 terlalu sporty," ujar Raka. Body kit tersebut lantas dicat sewarna bodi.

Selain itu, ia juga mengganti kap mesin asli dengan berbabahan karbon.

Sementara rear wing spoiler pakai buatan Varis untuk Nissan GTR R35. 

"Dry carbon nih wing spoilernya," bangganya.

Dilanjut beberapa panel karbon buatan Aeromotive Industry di Bandung, juga ditambahkan.

"Itu untuk mempertegas kesan sportynya aja," tukas pria 21 tahun ini. Keren!

Kyn/Otomotifnet
Ini sebenarnya rear wing spoiler untuk Nissan GTR R35 loh!

Pasang Supercharger

Mesin boxer Toyota 86, rupanya kurang memenuhi hasrat Raka akan performa.

"Kurang kencang ah!" serunya. Maka, ia memboyongan mobil ini ke CPNK di kawasan Jaktim, untuk ditingkatkan performa dapur pacunya.

Oleh Sony, juragan CPNK, mesin 86 Raka ditambahkan supercharger HKS V3, berikut HKS EL header dan HKS Air Duct.

ECU juga diprogram menggunakan EcuTek agar power meningkat.

Kyn/Otomotifnet
Interior enggak banyak ubahan, cuma ganti setir karbon

Handling Dan Safety Ditingkatkan

Mengimbangi lari yang makin kencang, faktor safety dan handling ikut ditingkatkan.

Strutbar dan front power brace Cusco langsung dipasang, agar mobil jadi lebih rigid.

Lalu coil over KW V3 dijejali menggantikan suspense standar, agar laju mobil lebih stabil.

Untuk safety, piranti rem standar diganti dengan BBK 6 pot Wortec di bagian depan, dengan Dixcell slotted disc, serta mengganti slang rem Goodridge di pengereman belakang.

Kyn/Otomotifnet
Audio di bagasi

Settingan ban Meaty

Untuk pelek, pemukim di kawasan Pakubuwono, Jaksel, ini memilih Work Meister S1 ukuran 18x 9,5+10,t inci, yang dibalut ban Pirelli P-Zero 265/35 R18 di depan dan 285/35 R18 di belakang.

"Gue memang maunya settingan meaty, biar kelihatan padat gitu," jelasnya. Lebih aman kalau buat morning run juga ya!

Kyn/Otomotifnet

Interior Fokus Ke Audio

Di bagian interior, Raka enggak terlalu neko-neko.

"Gue lebih senang audio, sampai jok belakang gue cabut agar bisa mendapatkan suara audio yang optimal," tuturnya.

Yang ia ganti di interior hanya setir carbon saja.

Data Modifikasi:

Mesin
HKS Supercharger V3, HKS EL Header, HKS Air Duct, HKS BOV, busi Denso, KateCool Oil Cooler, Koyorad Radiator, Ecutek, filter udara replacement K&N, Scorpion Exhaust

Kaki-kaki
Cusco Front Strut Bar, Cusco Power Brace, KW V3 Coilover, Wortec BBK 6 pot, Dixcel Slotted Disc, Goodridge Brake Hose, pelek Work Meister S1 (Black + Gold) 18x9,5+10,5 inci, ban Pirelli P-Zero 265/35 R18 dan 285/35 R18

Interior dan audio
Carbon Steer, JL V3 Subwoofer (10"), JL Power Unit, Altitude Speaker + Twitter, hu Pioneer 88, Custom Rear Deck

Eksterior
Body kit Rocket Bunny V1, Varis R35 Carbon Spoiler, Valenti Revo stoplamp, Cusco Carbon Short Antenna, kap mesin karbon

Plus: Modifikasi di hampir semua sektor
Minus: Interior tidak banyak ubahan