Otomotifnet.com - Raka Herza, seorang pecinta berat mobil sport. Itu bisa dibuktikan dari mobil-mobil yang dimilikinya.
Berawal dari Nissan GTR R35 yang sudah dimodifikasi, sampai akhirnya mentok karena kehabisan ide.
Nah, sekarang Toyota 86 ini yang jadi proyek modifikasi berikutnya.
Beruntung hobinya ini didukung oleh ayahnya yang juga pecinta mobil sport.
(BACA JUGA: Gak Nyangka, Honda Astrea Grand Jangkung, Sok Belakang Comot Dari Mobil)
Bahkan ketika ia memutuskan untuk kembali memodifikasi mobil barunya ini beberapa tahun lalu, dijawab dengan anggukan oleh sang ayah. Wah..!
Meski begitu, ia tetap menomor satukan sekolahnya dulu di negeri kangguru.
"Jadi proyek modifikasi 86 ini selalu menunggu saat gue pulang ke Jakarta. Kalau gue lagi di Australia ya 'nganggur' aja di garasi, hehehe," tuturnya.
Pengen tau apa ubahannya? (Kyn/Otomotifnet.com)
Body Kit Rocket Bunny V1
Sasaran pertama adalah mempercantik tampangnya dengan mengaplikasi body kit.
“Pilihan jatuh pada body kit Rocket Bunny V1. Ini paling pas, kalau V2 atau V3 terlalu sporty," ujar Raka. Body kit tersebut lantas dicat sewarna bodi.
Selain itu, ia juga mengganti kap mesin asli dengan berbabahan karbon.
Sementara rear wing spoiler pakai buatan Varis untuk Nissan GTR R35.
"Dry carbon nih wing spoilernya," bangganya.
Dilanjut beberapa panel karbon buatan Aeromotive Industry di Bandung, juga ditambahkan.
"Itu untuk mempertegas kesan sportynya aja," tukas pria 21 tahun ini. Keren!
Pasang Supercharger
Mesin boxer Toyota 86, rupanya kurang memenuhi hasrat Raka akan performa.
"Kurang kencang ah!" serunya. Maka, ia memboyongan mobil ini ke CPNK di kawasan Jaktim, untuk ditingkatkan performa dapur pacunya.
Oleh Sony, juragan CPNK, mesin 86 Raka ditambahkan supercharger HKS V3, berikut HKS EL header dan HKS Air Duct.
ECU juga diprogram menggunakan EcuTek agar power meningkat.
Handling Dan Safety Ditingkatkan
Mengimbangi lari yang makin kencang, faktor safety dan handling ikut ditingkatkan.
Strutbar dan front power brace Cusco langsung dipasang, agar mobil jadi lebih rigid.
Lalu coil over KW V3 dijejali menggantikan suspense standar, agar laju mobil lebih stabil.
Untuk safety, piranti rem standar diganti dengan BBK 6 pot Wortec di bagian depan, dengan Dixcell slotted disc, serta mengganti slang rem Goodridge di pengereman belakang.
Settingan ban Meaty
Untuk pelek, pemukim di kawasan Pakubuwono, Jaksel, ini memilih Work Meister S1 ukuran 18x 9,5+10,t inci, yang dibalut ban Pirelli P-Zero 265/35 R18 di depan dan 285/35 R18 di belakang.
"Gue memang maunya settingan meaty, biar kelihatan padat gitu," jelasnya. Lebih aman kalau buat morning run juga ya!
Interior Fokus Ke Audio
Di bagian interior, Raka enggak terlalu neko-neko.
"Gue lebih senang audio, sampai jok belakang gue cabut agar bisa mendapatkan suara audio yang optimal," tuturnya.
Yang ia ganti di interior hanya setir carbon saja.
Data Modifikasi:
Mesin
HKS Supercharger V3, HKS EL Header, HKS Air Duct, HKS BOV, busi Denso, KateCool Oil Cooler, Koyorad Radiator, Ecutek, filter udara replacement K&N, Scorpion Exhaust
Kaki-kaki
Cusco Front Strut Bar, Cusco Power Brace, KW V3 Coilover, Wortec BBK 6 pot, Dixcel Slotted Disc, Goodridge Brake Hose, pelek Work Meister S1 (Black + Gold) 18x9,5+10,5 inci, ban Pirelli P-Zero 265/35 R18 dan 285/35 R18
Interior dan audio
Carbon Steer, JL V3 Subwoofer (10"), JL Power Unit, Altitude Speaker + Twitter, hu Pioneer 88, Custom Rear Deck
Eksterior
Body kit Rocket Bunny V1, Varis R35 Carbon Spoiler, Valenti Revo stoplamp, Cusco Carbon Short Antenna, kap mesin karbon
Plus: Modifikasi di hampir semua sektor
Minus: Interior tidak banyak ubahan