Dengan ubahan-ubahan tadi, tentu ada konsekuensinya.
Yakni harus menggunakan bahan bakar yang lebih sulit terbakar, bila ingin performa mesin keluar maksimal.
Ditandai dengan nilai RON bahan bakar yang tinggi tadi.
Jika pakai BBM dengan nilai RON kecil, efeknya selain performa gak bisa maksimal, juga bisa menyebabkan mesin mengalami detonasi atau ngelitik, bahkan overheat.
(BACA JUGA: Pertalite Jadi Rp 7.800, Pertamina Jelaskan Alasan Kenaikannya)
“Jika kompresi mesinnya tinggi, artinya kemampuan memapatkan tekanan udara di dalam ruang bakar jadi tinggi pula."
"Nah, tekanan udara yang tinggi itu cenderung menimbulkan panas."
"Bila panas yang timbul mencapai titik bakar bensin yang dipakai, maka otomatis bensin yang sudah bercampur udara itu akan meledak."
"Meskipun busi belum memercikkan api. Peristiwa inilah yang disebut pembakaran dini atau detonasi,” jelas Prof Iyus, sapaat akrabnya.
Turbocharger dan supercharger pun punya peran sama, yaitu buat ngeboost udara ke ruang bakar, agar tekanan di sana makin tinggi, sehingga bisa menghasilkan tenaga yang besar.
Jadi, jangan kecele dengan rasio kompresi mobil bermesin turbo yang terlihat rendah.
Contohnya Honda Civic Turbo yang rasio kompresinya 10,6 : 1.
Memang secara logika untuk rasio kompresi segitu, pakai bensin beroktan 90 macam Pertalite, tidak jadi masalah.