Wajar Ditutup Warga, Jalan Ini Bukan Lagi 'Bechek', Tapi Banjir Terus

Parwata - Sabtu, 12 Mei 2018 | 16:00 WIB

Jalan Kampung Bulak Barat, Cipayung yang menghubungkan Kecamatan Sawangan dan Kecamatan Cipayung di Kota Depok, di blokade atau ditutup warga sejak Rabu (9/5/2018).Penutupan dilakukan dengan menggunakan sejumlah batang bambu hingga merintangi badan jalan. (Parwata - )

Otomotifnet.com - Sejumlah warga melakukan blokade atau penutupan ruas jalan tersebut sejak Rabu (9/5/2018).

Pasalnya mereka kesal akibat banjir yang selalu merendam ruas Jalan Kampung Bulak Barat, Cipayung yang menghubungkan Kecamatan Sawangan dan Kecamatan Cipayung di Kota Depok

Penutupan dilakukan dengan menggunakan sejumlah batang bambu yang merintangi badan jalan.

Sampai Jumat (11/5/2018) penutupan masih dilakukan di dekat jembatan penghubung di ruas jalan perbatasan antara Kelurahan Pasir Putih, Kecamatan Sawangan dengan Kelurahan/Kecamatan Cipayung.

Satu batang bambu cukup besar tampak merintangi badan jalan selebar sekitar 5 meter itu. Beberapa batang bambu lain yang ukurannya lebih kecil diletakkan pula melintang di badan jalan.

(BACA JUGA: Tertangkap Nyolong Vario, Ternyata Ada Bejibun Motor Curian di Kontrakan Bandit)

Ruas jalan di mana bambu merintangi badan jalan, masih tampak tergenang air meski hanya sekitar semata kaki saja.

Siti warga Pasir Putih, Sawangan yang rumahnya tak jauh dari lokasi jalam yang ditutup, mengatakan penutupan jalan dilakukan karena warga sekitar baik di Pasir Putih dan Cipayung kesal, karena sudah bertahun-tahun ruas jalan itu kerap banjir akibat luapan Kali Pesanggrahan.

"Tidak ada hujan saja, jalanan sering banjir sampai betis orang dewasa, apalagi kalau hujan. Banjirnya bisa sampai pinggang, dan bahkan sampai ke Jalan Mawar, Pasir Putih, kalau hujan," kata Siti, Jumat.

Menurut Siti, warga menilai Pemkot Depok tidak serius menangani banjir di sana dan terkesan mendiamkannya sehingga terjadi sudah hampir sepuluh tahun ini.

"Karena kesal selalu banjir setiap hari, warga sepakat nutup jalan dengan bambu. Kekesalan warga bertambah lagi, waktu April lalu, saat ada warga meninggal terseret banjir di sana," kata dia.

Korban tewas akibat terseret banjir di sana, adalah Usman Bin Bakar (57) warga Kampung Pasir Putih RT 2/4 Kelurahan Pasir Putih, Sawangan, Depok.

(BACA JUGA: Hanya Vespa Tua Berkarat, Tapi Lihat Saat Dinaiki...Mewah!)

Jenasah Usman ditemukan warga mengambang menyangkut di tumpukan sampah di Kali Pesanggrahan, di Jalan Lampung Bulak Barat, Sabtu (28/4/2018) sore..

Juni warga Cipayung mengatakan penutupan jalan di sana sebenarnya tidak terlalu berpengaruh karena sudah banyak warga yang enggan melintas di sana, karena banjir dan becek hampir setiap hari.

"Banyak warga milih jalan muter, agak jauhan, dari pada lewat sana karena banjir dan becek. Kalau gak terpaksa-terpaksa banget, saya juga males lewat sana," katanya.

Dengan penutupan jalan ini kata Juni, diharapkan Pemkot Depok lebih serius menangani penyebab banjir di sana.

Kepala Bidang Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Depok, Citra Indah Yulianti, menuturkan sedimentasi parah karena sampah dan lumpur di Kali Pesanggrahan di sana, adalah penyebab banjir selalu terjadi di Jalan Kampung Bulak Barat, penghubung Sawangan dan Cipayung.

Alat berat yang diturunkan ke sana tidak dapat berbuat banyak menangani sedimentasi karena medan yang sulit dan terlalu kecil dilalui.

(BACA JUGA: Tunggangan Pak Ketua Yang Enggak Doyan Pakai Ban Kembang Tahu)

"Karena medannya seperti itu, susah juga dilakukan pengangkatan lumpur," kata Citra.

Menurutnya diperlukan amphibi mini ke sana untuk mengatasi sedimentasi dengan mengeruk sampah dan lumpur yang ada.

"Sementara kita belum punya amphibi mini dan baru kami ajukan tahun ini untuk pembeliannya," kata dia.

Karenanya Ciyra berharap pengajuan anggaran untuk pembelian amphibi mini bisa disetujui untuk diadakan tahun depan.

Sementara itu Kapolsek Sawangan, Kompol Suprasetyo mengatakan idealnya penutupan jalan tidak boleh dilakukan karena sedikit banyak pasti ada warga yang merasa dirugikan dengan penutupan jalan itu.

"Mestinya duduk bersama dan mencari jalan keluar bersama-sama, dan bukan dengan penutupan jalan," kata Suprasetyo.

Karenanya kata dia pihaknya sudah berkordinasi dengan Camat dan Lurah untul mendekati dan membujuk warga agar jalan dibuka kembali mesti banjir dan becek.