Tegang! Gabungan Polisi, TNI dan Dishub Didekati Wanita Bercadar Bawa Tas Di Jembatan Suramadu, Fakta Aslinya Mengejutkan

Indra Aditya - Minggu, 20 Mei 2018 | 10:13 WIB

Seorang penumpang ojeg online harus menyusuri jembatan Suramadu dengan berjalan kaki (Indra Aditya - )

Ia menambahkan, razia rutin dilakukan sebagai upaya menciptakan situasi aman bagi masyarakat muslim yang tengah menjalankan puasa.

"Sekaligus menjaga kenyamanan masyarakat. Kami akan terus menggelar razia," pungkasnya.

Kendati tidak mendapatkan handak, senpi, sajam, dan narkoba, polisi telah menindak sebanyak 25 pengendara sepeda motor karena tidak memiliki Surat Izin Mengemudi.

(BACA JUGA: Jadi Bulan-Bulanan, Salah Satu Anggota Geng Motor Jatuh, Setelah Main Tebas Senjata Tajam)

Seperti diketahui, serangkaian aksi teror bom bunuh diri terjadi tiga gereja di Surabaya; Gereja Santa Maria Tak Bercela Jalan Ngagel Madya, Gereja Pantekosta Jalan Arjuna, dan GKI Jalan Diponegoro, Minggu (13/5/2018).

Disusul bom bunuh diri di pintu masuk Polrestabes Surabaya, Senin (14/5/2018) pagi.

Aksi penyerangan berlanjut di Mapolda Riau, Rabu (16/5/2018).

Sejumlah terduga teroris dibekuk bahkan tewas dalam baku tembak saat penggerebekan dilakukan Densus 88 Anti Teror di sejumlah wilayah di Indonesia.

Kapolres Bangkalan AKBP Boby Paludin Tambunan memerintahkan dilakukan pemeriksaan terhadap semua pengunjung di pintu masuk mapolres dan seluruh mapolsek.

(BACA JUGA: Ojek Online Mulai Disalahgunakan, Kamuflase Kurir Sabu, Petugas Tak Bisa Dikelabui)

"Kami terus berdoa agar keluaraga besar Polri selalu mendapat perlindungan dari Alah dalam menjalankan tugasnya," ungkap Boby dalam pidatonya saat Pengajian Bulan Suci Ramadhan di masjid mapolres, Sabtu (19/5/2018).

Pengajian yang dilakukan beberapa jam sebelum gelar razia gabungan itu, juga sebagai ungkapan duka mendalam bagi para korban bom bunuh diri dan anggota Polri yang gugur dalam bertugas.

"Semoga mereka mati sahid dan amal ibadanya diterima di sisi Nya. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan," pungkasnya.

Sementara itu, penceramah asal Surabaya KH Syukron menyatakan, aksi teror bom bunuh diri di Surabaya terjadi karena para pelaku tidak memahami ajaran Islam secara utuh.

"Itu terjadi karena dangkalnya pengetahuan agama. Semua agama tidak ada yang mengajarkan tentang kekerasan," katanya.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Lagi Gelar Razia di Jembatan Suramadu, Polisi Sempat 'Grogi' Didekati Perempuan Bercadar Bawa Tas,