Dirinya menambahkan, korban yang tidak sadar biasanya terkena benturan pada leher dan kepala.
Ia mengajurkan untuk segera menghubungi pihak medis agar langsung ditangani.
Sedangkan masyarakat tidak memindahkan korban agar tidak terjadi dampak yang lebih buruk.
Saat ditanyai jika korban dalam keadaan kritis, dokter muda asal Bogor ini menjawab agar tetap menunggu hingga ditangani petugas medis, karena meskipun langsung dibawa kerumah sakit tanpa menunggu petugas, hal tersebut tidak menjamin apa-apa dan justru akan membuat korban semakin parah.
“Spekulasi sih. Ada yang berpendapat jika langsung dibawa ke rumah sakit harapannya bisa ditolong, namun hal tersebut tidak ada jaminan bagi korban,” terang dokter yang akrab di panggil Meita ini.
Jika korban terkena serpihan, memar, robek hingga terputusnya organ tubuh seperti kaki atau tangan, korban bisa langsung dibawa tanpa perlu menunggu petugas datang.
Trauma Leher dan Kepala
Dijelaskan oleh dr. Nelsy, sebagian besar kecelakaan yang dialami pengendara motor terkena benturan leher atau kepala.
Meskipun menggunakan helm, bagian tersebut kerap tidak bisa dihindari dari benturan terutama bagian leher.
“Leher kan tidak ada pengamanan saat berkendara. Jadi salah titik rawan,” ungkapnya.
Bagi masyarakat yang melihat korban, lakukan identifikasi, apakah masih hidup atau tidak.
Begitu juga jika korban mengalami kejang, bisa jadi indikasi kalau terkena benturan kuat di kepala Tidak sedikit korban jika terkena di bagian tersebut dan ditangani tanpa petugas justru memperburuk keadaannya.
Saat ditanyakan soal penanganan, perempuan asli Jakarta ini menjelaskan saat petugas medis yang menangani, korban akan diberikan head immobilizer, alat yang berfungsi untuk menopang leher dan kepala saat dievakuasi.
Akan berbeda jika korban tidak terkena pada bagian tersebut, maka boleh langsung dibawa ke rumah sakit untuk perawatan. Karena kecil kemungkinan memperburuk keadaan.
(BACA JUGA: Tragis! Toyota Calya Kecelakaan Bagai Sate, Pembatas Tol Tembus Dari Depan Sampai Belakang)