Selain itu, faktor melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS dapat mempengaruhi harga jual dan suku cadang kendaraan.
Pasalnya, bahan baku komponen otomotif kebanyakan masih impor dan menggunakan nilai tukar mata uang asing.
"Bila kondisi nilai tukar melemah maka akan menggerus marjin. Maka industri mau tidak mau akan ada menyesuaikan harga jual pada kuartal III-2018 ini," kata Sigit Kumala.
(BACA JUGA: Geger! Bintang Sepak Bola Cristiano Ronaldo Dikabarkan Ke Juventus, Karyawan Pabrik Mobil 'Mengamuk')
Sayangnya, ia belum bisa menghitung detail potensi peningkatan harga jual.
Meski begitu, tahun ini AISI masih yakin penjualan nasional tahun ini dapat mencapai 5,9 juta sampai 6,1 juta unit.
Target itu diyakini tercapai karena membaiknya harga komoditas serta harga batubara.
"Pembangunan infrastruktur yang baik akan membawa dampak ekonomi yang baik," ujarnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Industri Otomotif Indonesia Waspadai Dampak Perang Dagang"