Berapa besar itu?
Jika dijabarkan secara harfiah, Traga mampu mengangkut 60 galon air mineral.
Isuzu mengklaim lebih banyak 12 galon dibanding kompetitornya.
Untuk akomodasi penumpang, di dalam kabin yang memang lebih lega di kelasnya tapi jika hanya diisi dua orang saja.
Jika terpaksa harus bertiga, kaki penumpang yang duduk di tengah harus rela sedikit mengangkangi tuas transmisi yang pastinya akan membuat perjalanan sama sekali tidak nyaman.
(BACA JUGA: Gak Pernah Liat, Mobil Honda Pikap Logonya Gede Kayak Huruf Alun-alun, Yang Tahu Katanya Asli Tetua)
Rasa Berkendara
Posisi mengemudi di dalam kabin COE memang unik.
Jika ingin mendapatkan posisi mengemudi ideal harus duduk tegak.
Enaknya, Traga memiliki kaca depan yang lebar, sehingga daya pandang pengemudi dan penumpang depan (baca: kernet) juga jadi luas.
Test driver memiliki tinggi badan 180 cm masih punya ruang lutut dan kaki yang banyak, ditambah daya pandang luas, ke depan, samping dan belakang. Sangat penting di pikap macam Traga.
Mencoba berkendaranya, kami merasakan sedikit nostalgia mengemudikan Isuzu Panther, karena memang mesin yang digunakan Traga sama dengan MPV diesel pertama Indonesia itu. Cara mengendarainya pun sama.
(BACA JUGA: Terkuak, Penyebab Pikap Tenggelam Di Kalimalang, Sopir Ditemukan Setelah 20 Jam)
Untuk mendapatkan kecepatan maksimal setiap gigi dan putaran mesin tertentu, pedal akselerasi harus sedikit diayun. Unik dan membuat kami kangen dengan Panther.
Mungkin karena unit yang kami dapatkan masih sangat baru, perpindahan gigi transmisi dari 2 ke 3 masih sedikit sulit di awal, tapi setelah sedikit ‘dipaksakan’ akhirnya di akhir perjalanan semua perpindahan gigi transmisi manualnya, 1 hingga 5 lancar.
Di jalan menanjak yang cukup curam, torsi yang dihasilkan mesinnya lebih dari mampu.
Dalam kondisi tanpa muatan, jalan menanjak bisa dilibas menggunakan gigi 3, ya, sama dengan Panther.
Sementara suspensi kami memperkirakan akan sangat keras, karena takdirnya sebagai pikap pengangkut barang.
(BACA JUGA: Pikap Gaul, Ada Wajah Menatap di Pintu Mitsubishi L300 Ini)
Tapi ternyata suspensi depannya lumayan nyaman. Suspensi belakangnnya yang mengaplikasikan per daun sudah pasti lebih keras, tapi jika membawa muatan penuh pastinya akan sedikit lebih empuk.
Kemudi yang sudah mengaplikasikan power steering juga menjadikan tugas sopir menjadi lebih ringan.
Hanya saja memang saat melibas tikungan di daerah Puncak, Bogor, Jawa Barat dengan kecepatan tinggi, bagian belakangnya sedikit ‘belanja’ alias oversteer.
Nah, saat dicoba berkendara di dalam kota Bogor dan masuk ke dalam pasar yang sempit, Traga ternyata lumayan lincah.
Sudut putarnya yang mencapai 4,5 meter membuatnya sangat ‘pintar’ bermanuver di jalan pasar yang sempit. Di U-turn, jangan ditanya, sekali jalan bisa.
(BACA JUGA: Pikap Santun, Mau Mundur Bilang Permisi, Pindah Provinsi Mesti Ganti Bahasa Lagi)