Jika mendadak terdeteksi lonjakan yang mungkin menimbulkan hentakan, sistem otomatis menyesuaikan torsi hingga tingkat tertentu, bahkan terkadang hingga 100%.
Anti-jerk ini juga terhubung ke Electonic Control Unit (ECU) untuk bisa berjalan.
(BACA JUGA: Honda Pitung Dipaksa Pakai Mesin 600 cc, Tapi Tangki Cuma 3 Liter, Lihat SPBU Mampir )
Dilansir GridOto.com dari Motorsportmagazine.com, Magneti Marelli pernah merilis data dari salah satu pembalap mengenai fungsi anti-jerk ini.
Di gambar yang dirilis Magneti Marelli di atas terlihat ada tiga sektor, 1, 2, dan 3.
Di sektor 1, terdapat persentase gas yang dikeluarkan pembalap (garis putih paling atas), dan dibandingkan dengan garis bintik-bintik kuning yang merupakan gas 0.
Di sektor 2, garis putih adalah RPM dan garis hijau adalah kecepatan putaran ban belakang.
Terlihat dari garis RPM, ketika pembalap membuka gas, RPM langsung naik diikuti oleh putaran ban belakang, namun ada grafis yang sedikit menurun.
Di sektor 3 menjelaskan penurunan tersebut, bagian dengan warna putih menjelaskan torsi yang diminta oleh pembalap berdasarkan bukaan gas.
Lalu garis merah adalah torsi yang diberikan mesin, jika diperhatikan ada sedikit penurunan mendadak di garis merah tersebut.
Garis terakhir menjelaskan segalanya, itu adalah garis reduksi torsi yang dihasilkan oleh sitem anti-jerk.
Jika dipresentasikan dalam hikungan detik, reduksi torsi itu hanya terjadi sepersekian detik, kurang dari 0,5 detik.
(BACA JUGA: Bukannya Dapat Simpati, Rider Ninja 250 Yang Kecelakaan Ini Malah Dibully)
Pengurangan torsi secara intensif secara mendadak itu terjadi dengan memperlambat pengapian bukannya menutup gas.
Di situasi ini, anti-jerk bisa memotong torsi hingga 100%.