Otomotifnet.com - OTOMOTIF sempat menguji engine cleaner system salah satu brand asal negerinya Donald Trump, yakni BG Products.
Nah, ada satu chemical dari paketan yang ditawarkan, yang membuat kami penasaran. Cairan ini adalah Engine Performance Concentrate.
“Fungsi cairan ini sebagai oil treatment. Bertugas meingkatkan kualitas dari oli mesin yang digunakan, dengan cara menambah lapisan filmnya. Jadi, bukan sebagai metal treatment,” bilang Hendry Worung, teknisi dari BG Indonesia, di bawah bendera PD. Karya Prima Utama selaku distributor BG Products di Indonesia.
(BACA JUGA: Gak Cuma Pelangi, Pelumas Juga Warna-Warni, Ternyata Ada Maksudnya)
Dengan fungsi utamanya itu, cairan ini diklaim mampu mengurangi friksi hampir 3 kali lipat dibanding oli mahal sekalipun.
Bahkan ketika oli terkontaminasi dengan zat-zat yang dapat mengubah struktur oli, seperti kemasukan air, bensin hingga zat keras.
Sebagai pembuktikan, Henry memperagakannya menggunakan sebuah alat penguji friksi pelumasan.
Mula-mula tanpa menggunakan pelumas, batang baja yang terpasang pada alat uji tersebut digerus bandul penggeseknya, dengan ditekan menggunakan sebuah tongkat yang ada alat ukur torsinya.
(BACA JUGA: Jangan Kasarin Pintu Geser, Kasih Pelumas Saja Biar Awet Dan Enggak Seret)
Hasilnya, pada tekanan 11,4 lb.ft, putaran bandul penggesek langsung macet, diiringi bunyi berdenging.
Batang baja yang digesek pun terlihat tergerus cukup dalam.
Berikutnya pada wadah di bawah bandul penggesek dituangkan salah satu produk oli mesin buatan Eropa, yang ada kandungan molybdenum-nya.
Oli ini termasuk salah satu jajaran oli mahal dengan kualitas high end. Lantas kembali diuji seperti cara tadi.
(BACA JUGA: Wajar Super Cub C125 Dijuluki Bebek Mahal, Periksa Oli Gak Pakai Ribet)
Hasilnya, putaran bandul penggesek baru macet ketika tekanan mencapai 17,7 lb.ft atau setara 78,7 Newton, yang juga diiringi bunyi berdengin.
Dan ketika dicek kondisi permukaan batang baja yang digesek, ternyata masih menimbulkan coakan yang hampir sama seperti tanpa menggunakan oli.
Kemudian oli dalam wadah tadi dicampur dengan Engine Performance Concentrate tersebut, lalu diuji kembali menggunakan metode yang sama.
(BACA JUGA: Palsukan Oli Motor Hingga Raup Untung Rp 15 Ribu Per Botol, Pelaku Diringkus Polisi)
Hasilnya, bandul penggesek baru berhenti ketika diberi tekanan hingga 66,0 lb.ft (293,6 Newton).
Pada angka hingga 50 lb.ft pun belum muncul bunyi berdengung, yang menandakan friksi yang terjadi mulai tinggi.
Uniknya lagi, ketika batang baja yang digesek dicek ulang, terlihat hanya terjadi coakan yang tidak begitu dalam.
Padahal tekanan yang diberikan 3 kali, bahkan hampir 4 kali lebih kuat dibanding sebelum oli dicampur dengan cairan keluaran BG Products itu.
“Menandakan cairan ini mampu melindungan gesekan 3 kali lebih baik dibanding hanya pakai oli saja. Cairan ini membuat kinerja oli jadi semakin tinggi,” jelas Henry lagi.
(BACA JUGA: Seketika Volume Oli Motor Berkurang, Berikut Dua Penyebabnya)
Bahkan ketika dicampur dengan air, bensin hingga air keras, bandul penggesek baru berhenti di atas 50 lb.ft.
Padahal air keras yang dipakai, saat dituang di atas kain, mampu bikin bolong kain tersebut.
Jika terkena tangan, bisa membuat kulit jadi luka bakar, karena mengandung asam sulfat pekat (H2SO4).
"Oh iya, cairan ini didukung dengan teknologi ramah lingkungan. Nih, saya peragakan oli yang sudah tercampur air keras, saya tuang di telapak tangan saya. Gak terjadi apa-apa kan dengan telapak tangan saya,” tukas Henry sembari memperagakannya.
Waduhh.. sobat jangan ditiru di rumah ya! Karena ini diperagakan oleh profesional! (DiC/Otomotifnet.com)