Mengakomodirnya, semua bushing-bushing karet dilepas. Ganti seluruhnya pakai sistem pillowball.
Sehingga, pergerakannya lebih leluasa dan presisi dibanding karet. Demikian juga dengan seting sokbreker.
Untuk depan, saat ini masih pakai Buddy Club P1 untuk depan dan Aragosta di belakang.
(BACA JUGA: Pasaran Honda Brio Seken, Harus Bersaing dengan Brio Baru Stok Lama)
Nantinya, depan akan pakai Aragosta juga supaya lebih maksimal. Penggantian tersebut tentu dengan lingkar per.
“Yang juga membantu, karena suspensi dibikin keras semua. Jadi pas belok, tidak ada gejala body roll,” jelasnya.
Jalur bahan bakar dibikin unik. Dua pompa yang di kiri untuk mengirim bahan bakar ke surge tank sebelum nantinya dipompa lagi menuju mesin.
Yang di kanan, merupakan cooler untuk mendinginkan bahan bakar sebelum kembali ke tangki
BODI
Meski bobotnya sudah enteng, namun ‘diet’ tetap dilakukan pada Brio yang satu ini.
Nyaris seluruh komponen bodi ganti dengan bahan fiberglass. Kecuali pintu kanan depan, atap dan tentunya kaca.
(BACA JUGA: Begini Komentar Komunitas Brionesia Soal Brio Baru, Seperti Kehilangan ‘Jati Diri’)
Reduksi bobot cukup lumayan untuk menunjang di trek.
Sementara itu, di bagian belakang terlihat wing yang posisinya rata dengan atap mobil.
Ini bukan untuk gaya-gayaan.