Mitos Atau Fakta, Pembalap MotoGP Pakai Nomor Start 1 Bakal Terjungkal

Ignatius Ferdian - Kamis, 3 Januari 2019 | 09:00 WIB

Marc Marquez pamer nomor start baru untuk musim 2019 (Ignatius Ferdian - )

Otomotifnet.com - Beberapa waktu lalu, Marc Marquez sempat bikin kehebohan dengan mengganti nomor start menjadi 1.

Hal tersebut diberitahukan langsung oleh Marc Marquez via akun Twitter miliknya @marcmarquez93.

"Tahun baru, nomor baru! Di 2019, saya akan memakai nomor 1!" kicau Marquez di akun Twitter-nya, Jumat (28/12/2018).

Sebagai catatan, pembalap yang mengusung nomor start 1 terbilang spesial karena hanya boleh dipakai oleh pembalap yang meraih juara dunia di musim MotoGP sebelumnya.

(Baca Juga : Bikin Kecele, Ini Fakta Marc Marquez Ganti Nomor 93 Jadi Angka 1)

Karena Marc Marquez merupakan juara dunia MotoGP 2018, jadi sah-sah saja mengenakan pelat nomor 1 itu di tebeng motornya.

Namun ada semacam mitos yang menaungi pembalap musim sebelumnya juara dunia lalu memakai nomor 1 di musim berikutnya.

Mitos itu adalah mereka akan terjungkal dari tahta juara dunia di musim berikutnya jika si pembalap memakai nomor satu di fairing motornya.

Sederet fakta-fakta di ajang GP500 dan MotoGP 4-Tak mengungkap bila ada 'kutukan' bagi yang mengenakan nomor satu itu.

(Baca Juga : Marc Marquez Akhirnya Tinggalkan 93, Mantap Pakai Nomor 1 Tahun Depan)

Fakta pertama, pembalap asal Spanyol, Alex Criville, sukses menobatkan dirinya jadi juara dunia GP 500 di 1999, kemudian di 2000 mengenakan pelat nomor 1 tidak jadi juara dunia.

Fakta berikutnya, pembalap Amerika Serikat, Kenny Roberts, Jr., berhasil menjadi juara dunia GP 500 di atas motor Suzuki RGV500 di 2000, musim berikutnya memakai nomor satu dan di akhir musim tidak jadi juara dunia.

Berlanjut ke musim MotoGP 2006, mendiang Nicky Hayden (Repsol Honda) berhasil menjadi juara dunia, lantas di musim berikutnya 2007 mengenakan nomor satu dan tidak jadi juara dunia.

Fakta selanjutnya, Casey Stoner (Ducati Team) juara dunia MotoGP 2007, kemudian mengenakan nomor satu di musim berikutnya.

(Baca Juga : Marc Marquez Ditawari Pindah ke Yamaha, Jawabannya Mengejutkan)

Musim 2008 pun, Casey Stoner tak berhasil mempertahankkan titel juara dunianya.

Begitu pula dengan Jorge Lorenzo yang menjadi juara dunia MotoGP di kompetisi tahun 2010, lantas mengenakan nomor 1 di musim 2011 akhirnya tidak berhasil jadi juara dunia.

Fakta terakhir, Casey Stoner (Repsol Honda) sukses meraup titel juara dunia MotoGP 2011, namuan lagi-lagi saat dirinya mengenakan pelat nomor 1 di musim 2012 gagal mempertahankan juara dunianya.

Deretan mitos, takhyul atau 'kutukan' itu sepertinya tidak membuat takut Marc Marquez untuk mengenakannya di MotoGP 2019.

(Baca Juga : Marc Marquez Buka Suara, Ada Saat Tak Berteman Dengan Jorge Lorenzo )

Atau malah, Marc Marquez merasa tertantang untuk mematahkan mitos atau takhyul itu.

Jadi pertaruhan seru bagi Marc Marquez nih.

Apakah Marc Marquez bakal terkena 'kutukan' itu atau malah berhasil mematahkannya?

Jadi penasaran dengan MotoGP 2019 mendatang.

(Baca Juga : Marc Marquez Menahan Sakit, Terapi Penyembuhan Pascaoperasi )

"Jadi jika kita bekerja ke arah yang benar dengannya untuk memungkinkan dia meningkat - saya tidak akan mengatakan untuk mengajari membantunya memahami segala sesuatu di MotoGP,” sebutnya.

“Dia akan menggunakan bakatnya, dan saya benar-benar percaya dia akan menjadi salah satu pembalap top,” ungkapnya.

"Alex dan Joan akan mulai bersaing di dalam tim, karena itu membuat kedua pembalap meningkatkan hasil mereka,” bilangnya lebih lanjut.

"Inilah yang kami lihat di tim lain, ketika Anda memiliki dua pembalap di level yang sama yang Anda coba kalahkan satu sama lain, Anda harus memiliki manfaat untuk tim dan hasil yang lebih baik," kata sang bos.