Test Busi Lama Vs Baru Lewat 20.000 Km, Tarikan Loyo & Boros Bbm?

Sukandi - Kamis, 18 April 2019 | 10:00 WIB

Test Busi Lama Vs Baru Lewat 20.000 Km Tarikan Loyo & Boros Bbm? (Sukandi - )

Otomtoifnet.com - Menurut produsen busi baik produsen mobil maupun busi, dianjurkan untuk mengganti busi standar (bahan nickel) setiap 20.000 km.

Salah satunya pada low MPV macam Toyota Avanza, Daihatsu Xenia, Suzuki Ertiga, Honda Mobilio dan sebagainya.

“Selain berpatokan pada jarak tempuh, perhatikan juga kondisi elektrodanya. Jika sebelum jarak tempuh 20.000 km elektrodanya terlihat ada yang termakan atau rusak, busi tersebut wajib diganti,” tukas Diko Oktaviano, technical support PT NGK Busi Indonesia.

Sebab jika tidak segera diganti, lanjut Diko, akan berpengaruh pada performa mesin.

(Baca Juga : Filter Solar Pajero Sport Ada Tiga Versi, Pilih Sesuai Kebutuhan!)

“Kemampuan akselerasinya pasti akan turun dan konsumsi bahan bakar makin boros.
Hal ini lantaran kinerja busi atau kemampuannya menghasilkan loncatan listrik, mulai menurun.
Akibatnya, membuat proses pembakaran di ruang bakar jadi tidak optimal lagi,” yakinnya.

Nah, untuk membuktikan ucapan Diko, OTOMOTIF coba melakukan ekperimen pada Suzuki Ertiga GX AT keluaran 2013, yang sudah menempuh jarak 91 ribuan kilometer.

Metode pengetesannya menggunakan parameter pengukuran akselerasi pakai Racelogic, serta konsumsi bahan bakar yang terpantau lewat indikatornya di panel spidometer.

Dua set pemercik api di ruang bakar yang digunakan, tentunya dari merek dan tipe yang sama, yaitu NGK KR6A, yang memang sebagai busi standarnya Suzuki Ertiga generasi pertama (tipe 1, 2 maupun 3).

(Baca Juga : Yamaha NMAX Facelift Ada Kabar Terang! Yamaha : Kami Sedang Prepare)