Perbaikan Transmisi CVT Jebol, Waspada Bikin 'Miskin Mendadak'

Sukandi - Minggu, 21 April 2019 | 12:50 WIB

Perbaikan Transmisi CVT Biar Enggak Miskin Mendadak (Sukandi - )

Otomotifnet.com - Kinerja transmisi otomatis jenis CVT (Continuously Variable Transmission), berbeda dengan transmisi matik pada umumnya (torque converter).

Perpindahan gigi pada transmisi CVT terasa lebih halus dan minim getaran, lantaran menggunakan putaran pada sebuah sabuk (belt), untuk menstransfer tenaga mesin.

Belt tersebut terbuat dari material baja high tensile steel, yang tersambung dua buah pulley.

“Di dalam transmisi CVT ada dua pulley, yaitu drive pulley yang menggerakkan dan driven pulley yang digerakkan,” jelas Hermas Efendi Prabowo, pemilik bengkel spesialis transmisi matik, Worner Matic, Bintaro, Tangerang Selatan.

Pengoperasian perpindahan transmisi CVT diatur secara elektronik oleh komputer, yang kemudian menggerakkan kedua pulley.

Berbeda dengan transmisi otomatis konvensional yang menggunakan susunan gigi dan mengandalkan tekanan oli.

Meski pengoperasiannya sama dengan transmisi otomatis konvensional, namun CVT memerlukan perhatian lebih soal perawatannya.

Karena salah perawatan pada transmisi CVT, akan membuat biaya perbaikan transmisi CVT ’selangit’.

Untuk jasa overhaul, memang antara transmisi matik CVT dengan konvensional tak berbeda jauh, yakni berkisar antara Rp 3 hingga 5 juta, tergantung kondisi dan jenis kerusakan pada transmisinya.

CVT MESTI GANTI ASSY

Dok / OTOMOTIF
Kerusakan belt atau pully kerapterjadi pada transmisi CVT bila perawatan dan cara berkendaranya tidak biak.

Biaya yang tadi disebutkan, belum termasuk pergantian komponen transmisi.

Nah pada CVT, penggantian komponen tak seperti matik konvensional.

”Transmisi CVT berbeda dengan matik konvensional, karena komponennya tak bisa diganti satuan.

Jadi, kalau sampai rusak harus ganti satu unit CVT utuh,” ujar Subhan Fajar, mekanik Jasmin Motor di Fatmawati, Jakarta Selatan.

Kerusakan pada belt dan pulley menjadi salah satu komponen yang kerap terjadi pada transmisi CVT.

Namun seperti disinggung sebelumnya, penggantian belt dan pulley tak bisa dilakukan sembarangan.

“Karena konstruksinya satu kesatuan utuh, penggatian komponen CVT tak bisa dilakukan terpisah. Pada beberapa kasus kerusakan, terpaksa harus mengganti unit transmisinya utuh,” jelas Agung Saputro, Workshop Manager Honda Megatama, Kalimalang, Jakarta Timur.

Sebagai gambaran, penggantian unit transmisi CVT bisa memakan biaya hingga puluhan juta Rupiah.

“Kalau baru, bisa menyentuh angka Rp 20 hingga 30 juta,” ujar Fajar.

Sehingga tak heran jika banyak pemilik mobil yang beralih pada transmisi CVT copotan.

Dok OTOMOTIF
Transmisi CVT copotan,terkadang jadi solusi lebih hemat

“Untuk Honda Jazz, Freed dan Nissan Grand Livina atau Livina, transmisi copotannya berkisar antara Rp 6 hingga 15 juta, tergantung kondisi,” tambah Fajar yang juga mengatakan bahwa usia pakai transmisi CVT berkisar 6 hingga 8 tahun, jika dirawat dengan baik.

Sehingga tak heran jika mahalnya perbaikan transmisi CVT, membuat momok bagi pemilik mobil dengan transmisi CVT atau calon konsumen.

Padahal, banyak produsen mobil yang memilih menggunakan transmisi CVT, seperti Honda Jazz, Freed, CR-V, Nissan Livina dan X-Trail hingga Datsun Go.

Dok / OTOMOTIF
penggantian transmisi CVT bisa memakan biaya puluhan juta rupiah

“Kerusakan parah pada transmisi CVT cukup jarang terjadi, mungkin hanya pada kasus tertentu saja, selebihnya aman-aman saja"

"Jika dirawat dengan baik, transmisi CVT bisa awet dan bebas masalah,” ujar Yulian Karfili, Public Relation Manager, PT Honda Prospect Motor.

Langkah terbaik bagi pemilik mobil dengan transmisi CVT adalah dengan memperhatikan perawatan berkala.

Perlu dicermati juga, bahwa pelumas transmisi CVT berbeda dengan pelumas transmisi otomatis konvensional.

CVT menggunakan CVT Fluid, sedangkan transmisi otomatis konvensional pakai Automatic transmission Fluid atau ATF.

Dok / OTOMOTIF
Pakai oli khusus untuk transmisi jenis CVT

Hal tersebut dikarenakan pelumas CVT memiliki spesifikasi dan aditif tertentu untuk mendukung kinerjanya.

Sehingga, tidak disarankan untuk menggunakan pelumas transmisi otomatis konvensional untuk CVT.

”Karena akan mengganggu kinerja komponen internal CVT. Jadi, jangan sampai salah beli,” tambah
Hermas yang juga menyarankan penggantian pelumas CVT setiap 40 ribu sampai 50 ribu kilometer.

Waspada lah! Tomo OTOMOTIF