Engine Brake Tak Bisa Dilakukan Terus-terusan, Gir Set Kriting, Bongkar Mesin Wajib

Ignatius Ferdian - Senin, 15 April 2019 | 18:00 WIB

Ilustrasi engine brake (Ignatius Ferdian - )

Otomotifnet.com - Mengurangi kecepatan motor mengandalkan mesin atau dikenal dengan istilah engine brake disarankan tidak terlalu sering dilakukan.

Cara berdeselerasi tanpa rem tersebut hanya bisa dilakukan pada motor bertransmisi manual seperti jenis bebek atau sport.

Engine brake yang dilakukan dengan cara menurunkan gigi tinggi ke rendah secara bertahap terbukti dapat menahan laju motor.

“Penggunaan engine brake sebaiknya digunakan saat tertentu, seperti melalui jalur turunan panjang atau saat darurat saja,” ujar Zainul Muttaqin, pemilik bengkel Banewmas Motor di Pekayon, Jakarta Timur.

(Baca Juga : Isi Angin Unik, Kempes Dadakan, Ban Kembali Normal Saat Bejek Gas)

Meskipun tidak ada efek langsung yang bisa dirasakan saat engine brake, dalam jangka panjang dapat mengurangi masa pakai komponen di motor.

“Karena ada perpindahan mekanisme yang mendadak dan dipaksa, efek engine brake paling rawan merusak mata gear transmisi, girset serta rantai,” lengkapnya.

Hasilnya mata gear transmisi dan girset akan cepat runcing dan rompal yang disertai rantai penggerak yang jadi cepat keriting tidak beraturan.

Kalau sudah rusak, efeknya proses ganti gigi jadi sulit masuk dan motor meraung saat digas dan sulit melaju.

(Baca Juga : V-Ixion Dan Jupiter MX Susah Ganti Gigi, Waspada Oli Tercemar Air Radiator)

Jika rantai dan girset cukup diganti baru dengan mudah, proses perbaikan transmisi perlu bongkar mesin dan cukup lama dan mahal untuk diperbaiki.

Makanya sebisa mungkin maksimalkan pemakaian rem depan belakang untuk mengurangi kecepatan saat pemakaian normal.