Pelaku Perebut Kemudi Bus Safari di Tol Cipali Selesai Diperiksa, Berhalusinasi Akan Dibunuh

Irsyaad Wijaya - Sabtu, 22 Juni 2019 | 19:00 WIB

Kondisi fisik bus Safari dan Mitsubishi Xpander yang terlibat kecelakaan di tol Cipali (Irsyaad Wijaya - )

Otomotifnet.com - Polisi akhirnya merilis penyebab kecelakaan maut di ruas tol Cipali yang melibatkan empat kendaraan.

Kapolres Majalengka, AKBP Mariyono mengatakan, Amsor (29), tersangka penyebab kecelakaan bus Safari di Tol Cipali, memiliki paranoid atau gangguan kecemasan serta gangguan persepsi.

Amsor merasa diikuti dan diawasi seseorang sehingga berhalusinasi.

Hal ini terungkap setelah pemeriksaan psikologis Amsor oleh tim Psikolog Polda Jabar dan Mabes Polri, (20/6).

(Baca Juga: Kijang Innova, Xpander dan Truk Ditabrak Bus Dari Seberang, 12 Orang Tewas di Tol Cipali)

TribunJabar.id
Kondisi Mitsubishi Xpander tertindih bus Safari di Tol Cipali KM150+900 (17/6/2019).

"Yang bersangkutan mengalami indikasi memiliki gangguan kejiwaan," terang Mariyono, (21/6).

"Mengarah kepada gangguan kejiwaan neorotik, psikotik dan paranoid sehingga perlu dilakukan tindak lanjut oleh saksi ahli," ujarnya.

Mariyono mengatakan, saat itu, Amsor seolah-olah merasa pengemudi bus menerima panggilan telepon dari orang lain.

Seakan-akan membicarakan rencana pembunuhan terhadap dirinya.

Akibatnya, Amsor mendadak berupaya menghentikan bus dengan melompat dan menduduki posisi pengemudi.

Lantas merebut setir dan berusaha mengerem bus agar berhenti.

Namun, akibatnya bus melompat ke jalur lawan dan menghajar Toyota Kijang Innova, truk dan Mitsubishi Xpander, dini hari, (17/6).

Tribun Jabar/Eki Yulianto
Mobil yang ringsek akibat kecelakaan di Tol Cipali

Akibatnya, 12 orang dikabarkan tewas atas peristiwa mengenaskan tersebut.

Korban paling banyak berada di dalam kabin Mitsubishi Xpander karena hancur terbelah hingga tak berbentuk lagi.

 



Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Akhirnya Terungkap, Mengapa Amsor Coba Rebut Kendali dari Sopir Bus Safari, Ini Kronologinya