Motor Honda Laris Manis, Sebaliknya, Jualan Mobil Astra Mengerut

Iday - Rabu, 31 Juli 2019 | 10:30 WIB

Honda Vario 125 eSP (Iday - )

 

Otomotifnet.com - PT Astra International Tbk merilis laporan keuangan semester 1 2019. 

Ada beberapa hal menarik khususnya dari bisnis grup di sektor otomotif.

Laba bersih dari divisi grup otomotif menurun 18% menjadi Rp 3,5 triliun.

Hal ini terutama disebabkan oleh penurunan volume penjualan mobil dan meningkatnya biaya material pada aktivitas manufaktur.

Hal ini dijelaskan lebih detail sebagai berikut. 

Penjualan mobil Astra turun 6% menjadi 253.000 unit. 

Adapun penjualan mobil secara nasional menurun 13% menjadi 482.000 unit (sumber: Gaikindo).

Pangsa pasar Astra meningkat dari 48% menjadi 53% dengan 8 model baru dan 2 model revamped telah diluncurkan pada periode ini.

Penjualan motor Honda Astra meningkat 8% menjadi 2,4 juta unit. 

Sementara penjualan sepeda motor secara nasional meningkat 7% menjadi 3,2 juta unit (sumber: Kementerian Perindustrian).

Sebanyak empat model baru dan 15 model revamped telah diluncurkan pada periode ini.

Selanjutnya bisnis komponen grup otomotif.

PT Astra Otoparts Tbk (AOP), mencatatkan peningkatan laba bersih sebesar 19% menjadi Rp 246 miliar. 

Terutama disebabkan oleh kenaikan pendapatan dari segmen pasar suku cadang pengganti (REM/replacement market) dan ekspor.

Pendapatan bersih konsolidasian grup selama periode ini meningkat 3% menjadi Rp116,2 triliun.

Terutama disebabkan oleh peningkatan pendapatan dari divisi alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi serta divisi jasa keuangan.

Laba bersih grup mencapai Rp 9,8 triliun, menurun 6% jika dibandingkan periode yang sama tahun 2018.

Nilai aset bersih per saham Grup tercatat sebesar Rp 3.444 pada 30 Juni 2019, 2% lebih tinggi dibandingkan posisi akhir tahun 2018.

Utang bersih, di luar grup anak perusahaan jasa keuangan, mencapai Rp 23,3 triliun pada 30 Juni 2019, dibandingkan dengan utang bersih sebesar Rp 13,0 triliun pada akhir tahun 2018.

Hal ini terutama disebabkan oleh investasi Grup pada jalan tol Surabaya – Mojokerto dan Gojek serta belanja modal pada bisnis kontraktor penambangan.

Anak perusahaan grup segmen jasa keuangan mencatat utang bersih sebesar Rp 47,8 triliun pada 30 Juni 2019, relatif stabil dibandingkan dengan utang bersih pada akhir tahun 2018.