Otomotifnet.com - Motor injeksi bukaan gas sudah diatur oleh throttle body.
Nah, biasanya throttle body ini kerap dioprek dengan direamer atau diperbesar diameter venturinya.
Padahal banyak risiko yang didapat serta rumit untuk memperbesar venturi throttle body.
Berbeda dengan model karburator yang lebih simpel karena masih diatur mekanis.
(Baca Juga: Honda BeAT, Scoopy Akselerasi Makin Responsif, Throttle Body Vario Jadi Kuncinya)
Sedangkan kerja throttle body beriringan dengan beragam sensor elektronik yang diatur oleh ECU.
“Selain hasilnya tidak akan terpaut jauh dari diameter standar, kalau tidak akurat hasilnya dapat mengacaukan kerja sensor TPS,” jelas Yudhi Prima dari Sinthink Garage, Pejaten, Jakarta Selatan.
Jika posisi sensor TPS bergeser walau hanya 1 derajat, pembacaan bukaan gas ke ECU akan tidak sesuai.
Pada saat memperbesar throttle body, perlu diiringi juga dengan mengganti katup berbentuk koin yang mengatur masuknya udara ke mesin.
“Katup standar sudah pasti tidak bisa dipakai lagi. Nah katup pengganti juga mesti presisi dengan hasil reamer yang dilakukan,” tambahnya.
Sebab jika tidak, maka fungsi throttle body akan terganggu seperti gejala gas nyangkut atau langsam jadi sulit disetel.
Selain perlu biaya yang tidak sedikit, mengganti throttle body dengan yang lebih besar lebih disarankan dibanding reamer.
Dengan biaya serupa prosesnya pun jauh lebih cepat dan simpel karena cukup copot pasang throttle body lama dengan yang baru.