"Makanya sejak dulu pihak sekolah memperbolehkan siswanya bermalam di sekolah jika kondisinya tidak memungkinkan,” ujar I Wayan Dayuh Suyasa selaku kepala sekolah dasar negri ini.
Penjelasan kepala sekolah pun dipertegas I Wayan Putu Swastika, siswa kelas 4 sekolah tersebut yang harus berjalan sekitar 4 jam dari rumahnya.
“Jalannya berliku, menanjak juga curam. Makanya banyak istrahat. Belum lagi disini masih banyak
binatang seperti ular. Makanya harus hati-hati,"
"Kalau sudah kesorean atau turun kabut saya tidak pulang dan menginap di sekolah,” cerita siswa berumur 11 tahun itu.
(Baca Juga: Jorge Lorenzo Buka Suara, Salah Kaprah Soal Balik ke Ducati, Ini Penjelasannya!)
Yang membuat bangga dengan siswa-siswi disini, antusias mereka untuk belajar sungguh luar biasa.
Di jam-jam sekolah mereka tetap hadir, meskipun terkadang beberapa siswanya tidak menggunakan alas kaki atau sepatu bahkan pakai seragam hari kemarin.
Tak ayal di Agustus yang jadi bulan berkah untuk berbagi di dunia pendidikan, Massiv Amal juga ini berbagi kebahagian kepada siswa-siswi SDN yang berdiri 19 juli 1983.
“Beragam lomba khas 17-an, serta donasi buku dan alat-alat olah raga sudah kami siapakan sesuai keperluan sekolah,"