FIM memutuskan, lalu mengirimkan nama-nama itu dalam amplop tertutup ke pengawas yang ditugaskan mengambil urin.
Pembalap mengambil dan membawa sampel urinnya di bawah pengawasan agar tidak ada manipulasi.
Pembalap juga diperkenankan memilih peralatan yang digunakan untuk pengambilan sampel urin, kemudian disimpan dalam kemasan yang steril dan dibuka oleh pembalap sendiri.
Sampel urin ditaruh dalam 2 wadah, wadah pertama untuk langsung dites, sedangkan wadah kedua untuk pengetesan kembali, seperti yang akan Andrea Iannone minta.
(Baca Juga: Andrea Iannone Tanggapi Santai Soal Doping, Yakin Tak Memakai Meski Terbukti)
Wadah tabung tersebut disegel dan hanya dapat dibuka di laboratorium yang terakreditasi Badan Anti-Doping Dunia (WADA), dalam kasus Iannone adalah di Kreischa, Dresden, Jerman.
MotoGP mengantisipasi penuh agar tidak ada salah dalam pengetesan sampel urin, seperti urin tertukar, atau disabotasi, dan kemungkinan lainnya.
Hanya saja, pengambilan sampel yang acak tidak dapat mewakili seluruh kondisi pembalap MotoGP.
MotoGP diharapkan mengubah sistem pengawasannya terhadap doping.