Balap MotoGP Butuh Dana Gede, Nggak Melulu Uang, Suplai Material Teknis Juga Bisa

Ignatius Ferdian - Rabu, 1 Januari 2020 | 15:45 WIB

Start MotoGP Belanda 2019 (Ignatius Ferdian - )

Otomotifnet.com - Sebagai ajang balap motor nomor 1 di dunia, suntikan dana jadi hal paling penting untuk setiap tim.

Tapi masih banyak yang belum tahu bagaimana ya cara setiap tim mengelola keuangannya, juga dari mana saja pemasukannya.

Namun sebelum terlalu dalam, harus dipahami dahulu bahwa ada banyak perbedaan budget dan sponsor antara tim pabrikan dan tim customer.

Mencari tahu detail keuangan setiap tim di paddock tentunya tidak mungkin.

(Baca Juga: Pembalap Muda Bermunculan di MotoGP, Jack Miller: Malah Sangat Menyenangkan)

Jelas dong, seperti halnya perusahaan, soal keuangan adalah rahasia yang harus disimpan rapat oleh setiap anggotanya.

Di MotoGP ada tim besar dan tim kecil.

Tim besar memerlukan dana besar, biasanya adalah tim pabrikan sedangkan tim yang kecil memerlukan dana kecil, tim kecil mengacu pada tim non-pabrikan.

Pengeluaran tim pabrikan biasanya karena untuk menggaji pembalap terkenal.

(Baca Juga: Alex Marquez Ingin Kontraknya Awet di Tim Repsol Honda, Tak Sungkan 'Curi' Ilmu)

Sebut saja gaji Valentino Rossi dan Marc Marquez yang saat ini paling besar di antara pembalap lainnya.

Pengeluaran lain juga banyak, misalnya gaji kru, menyewa motor bagi tim satelit, pengembangan motor bagi pabrikan, lalu ketika crash harus memperbaiki motor, dan banyak pengeluaran lainnya.

Lalu, ada perbedaan mendasar tentang tujuan utama tim pabrikan dan tim non pabrikan (satelit dan privateer).

Tim pabrikan adalah salah satu proyek dari masing-masing pabrikan motor yang memang mau menggelontorkan dana besar dan tujuan utamanya bukan semata-mata untuk mencari untung secara langsung dari kejuaraan.

(Baca Juga: Sirkuit Mandalika Siap Gelar MotoGP 2021, Desain Terkuak Lewat Video 3 Dimensi)

Selain untuk riset, tim pabrikan dibuat sebagai alat marketing dan bersaing dengan pabrikan lainnya.

Adanya sponsor lain (selain pabrikan motor) di tim pabrikan bukan untuk masalah ekonomi, namun lebih ke kerjasama yang muaranya juga ke marketing.

Sumber pemasukan lainnya adalah dari Dorna, sang pemilik MotoGP.

Dorna membayar setiap pabrikan untuk setiap motor yang digunakan dalam balapan.

(Baca Juga: Pembalap MotoGP Punya Dua Teknik Saat Menikung Tajam, Bisa Dipelajari!)

Adanya tim non-pabrikan tujuannya untuk meramaikan balapan, membantu tim pabrikan, dan tentu saja menjalankan roda ekonomi.

Sumber keuangan tim non-pabrikan memang dari sponsor itu, jika kurang sponsor bakal cepat bangkrut.

Dorna Sports juga memberikan dana bagi tim non pabrikan yang berkompetisi, istilahnya ada subsidinya juga.

Walau butuh uang, sponsor tidak selalu memberi bantuan dalam bentuk uang.

(Baca Juga: Johann Zarco Sumbar, Ucap Akan Berhasil di MotoGP 2020 Bersama Tim Italia)

Ada sponsor yang langsung memberi uang, ada pula sponsor yang ada untuk menyuplai material teknis untuk balapan.

Juga ada sponsor utama yang memang menggelontorkan dana banyak, ada pula sponsor yang hanya memberi sedikit.

Tapi pernah ada satu tim non-pabrikan yang tidak memburu uang seperti yang lainnya, tim itu adalah Marc VDS yang dulu pernah berkompetisi di kelas premier tapi sekarang sudah mundur karena masalah dana.

Tim Marc VDS lebih sering disebut tim privat.

(Baca Juga: Jorge Lorenzo Beri Alasan Pensiun Dini, Dibayangi Kelumpuhan)

Marc VDS dibuat memang karena sang pemilik (Marc Van Der Straten) punya dana cukup dan memang senang berada di kompetisi balap.

Buat tim Marc VDS, sponsor sifatnya hanya membantu saja, tujuan sebenarnya adalah tetap balapan.

Tapi pada akhirnya, jika dananya kurang, ya tetap saja sulit, sampai akhirnya Marc VDS mundur.