Otomotifnet.com - Honda BeAT yang diturunkan oleh Tepepa Garage di gelaran Indoclub ini tergolong spesial.
Bukan hanya kapasitas mesin jadi 147,8 cc, tetapi juga karena mengadopsi radiator alias pakai pendinginan cairan.
Menurut Indra dari Tepepa Garage, pakai radiator performa mesin bisa lebih stabil.
Apa saja detail ubahannya? Simak yuk. Rangga
(Baca Juga: Honda Genio, Vario Hingga BeAT Makin Gemes, Pakai Pelek 12 Inci Dari VND)
Blok
Agar pendinginan berubah pakai cairan, blok standar ditambah water jacket.
Sebelumnya kisi-kisi penangkap angin dihilangkan, kemudian dibuatkan water jacket dengan aluminium dural dan dilas argon.
“Ngelas argonnya harus bener, kalau terlalu panas tidak bisa menyatu antara aluminium dan besinya,"
"Yang bisa ngelas orang tertentu aja,” terang Indra yang bermarkas di Jl. Cirendeu Raya, Ciputat, Tangsel.
Boring-nya diganti pakai punya mesin diesel yang dikecilkan.
“Diameter luar boring tidak terlalu besar karena lubang crankcase BeAT terbatas. Gua pakai 61 mm karena lebih dari itu bakal mentok dengan crankcase,” tambahnya.
Internal mesin seperti kruk as dan setang piston masih standar BeAT. Yang diubah piston jadi 58,5 mm pakai lansiran Moto1 tipe single ring.
Setiap selesai balap ringnya selalu diganti. Kapasitas mesinnya meningkat jadi 147,8 cc.
Rasio kompresinya diset hanya 11,8;1, pas untuk menenggak Pertamax Turbo.
Radiator
Radiatornya Indra mencomot milik Yamaha Jupiter MX yang ukurannya tidak terlalu besar.
Lalu ditambahkan electric water pump punya mobil Mercy keluaran lawas dengan daya kecil.
Pompa air ini dinyalakan terpisah, tidak otomatis ikut mesin.
Ke depannya Indra ingin pompa dapat menyala otomatis, dan di suhu tertentu mati sendiri.
Coolant pakai standar AHM. Selama dipakai balap 8 sampai 10 lap, suhu mesin berada di angka 84 sampai 90 derajat, atau stabil pada suhu kerja optimal mesin.
“Kalau enggak pakai radiator bisa sampai 140 derajat, itu sudah overheat. Motor tidak akan bekerja dengan efisien,” rinci Indra.
Kepala Silinder
Lubang in dan ex di kepala silinder digeser alias dibuat ulang.
“Karena BeAT lubangnya agak miring tidak lurus, makanya dibikin ulang,” lanjut Indra.
Klep in dan ex pakai ukuran 28 mm dan 25 mm dengan ukuran batang 5 mm. Klep in pakai milik Kawasaki KLX250 sedangkan ex comot lansiran EE. Per
klep pakai Moto1 khusus buat BeAT dengan bosh dan sitting klep menggunakan material Beryllium.
Noken as custom durasinya 270 derajat in dan ex. Campuran bahan bakar dan udara disuplai karbu UMA Racing 28 mm.
CDI
CDI pakai BRT Power Max yang bisa diseting sampai 52 step.
Jadi joki bisa seting sendiri, misal motornya terlalu ngelitik atau terlalu lean tinggal pencet ada kode nomornya.
“Misalnya sekarang pakai nomor 23, kalau panas ada gejala kurang tenaga. Timing-nya harus mundur, tinggal klik mundur satu nomor,” ujar Indra.
CVT
CVT kebanyakan masih mengandalkan part standar, seperti kampas, v-belt dan mangkok. Per CVT pakai 1.500 rpm.
Puli primer diubah sudutnya jadi 13,2°. Girboks pakai aftermarket, jumlah mata gigi disesuaikan dengan trek.
Hasil
Tuning mesin dan pengukuran tenaga dilakukan di dyno milik Farm Tuning yang berlokasi di jalan Pertanian I, No. 88B Cilandak, Lebak Bulus, Jaksel.
Kini tenaganya jadi 17,21 dk pada 11.812 rpm dengan torsi 10,8 Nm di putaran mesin yang sama.
“Target ke depan selain kipas radiator yang otomatis, mau pakai ECU, jadi enggak karbu lagi,” tutup Indra.
Tepepa Garage : 0813-1652-1973
Farm Tuning : (021) 2270-6787
Data Modifikasi:
Blok Silinder : Standar custom
Piston : Moto1 58,5 mm
Kem : Custom
Klep : KLX 250 & EE
Per Klep : Moto1
Busi : NGK Iridium
Karburator : UMA Racing 28 mm
CDI : BRT Power Max
Radiator : Yamaha Jupiter MX
Knalpot : CLD Monster Stainless
CVT : Custom
Roller : 16 gram