Mesin baru ini disinyalir akan tetap berteknologi hybrid tapi memakai bahan bakar sintesis.
Selain itu juga bisa mengkombinasikan hidrogen dengan karbon yang didapat di udara, memakai kelebihan energi hijau.
Selain itu, teknologi bahan bakar ini juga dipakai di kendaraan lain termasuk pesawat yang membawa mobil F1.
Jadi rencananya, F1 benar-benar bebas jejak karbon, bukan cuma di mobil yang balapan, tapi di semua kendaraan yang membantu penyelenggaraan F1.
(Baca Juga: Formula E Rilis Kalender Balap Musim 2020, Jakarta Masuk, Hongkong Kedepak)
Pertanyaanya, kenapa bisa lebih hijau dari Formula E yang memakai listrik?
Berdasarkan riset F1, mobil listrik ternyata membawa emisi karbon 2 kali lebih banyak dibandingkan mobil balap hybrid seperti F1, terutama karena ada banyak karbon dalam pembuatan baterainya.
"Kami harus melihat mesinnya ke depan seperti apa. F1 saat ini sudah sepakat soal ini sekarang," tegas Symonds.
"Kupikir mesin setelah ini akan jadi yang terakhir yang kami buat dengan hidrokarbon basah. Akan ada banyak kesempatan dengan mesin pembakaran dalam, tapi memakai hidrogen," sambungnya.