Hasil Dyno
Berdasarkan hasil dyno di atas dynamometer Dynojet 250i milik BRT, tenaga maksimum setelah dikonversi jadi injeksi sebesar 21,86 dk/12.080 rpm dengan torsi 12,89 Nm/12.080 rpm.
Sedangkan saat masih karburator hanya 20,24 dk/12.070 rpm dan torsi 12,64/11.050 rpm.
Peak power mungkin tidak berbeda jauh, tetapi konversi 2 tak menjadi injeksi ternyata memberikan torsi dan power yang lebih baik.
“Dari awal ke tengah transfer tenaga lebih besar ketimbang yang karbu. Dari rpm menengah (8 ribuan) selisih bisa sampai 5 dk,” ujar Roger saat menunjukkan komparasi hasil dyno antara injeksi dan karburator.
Ia menambahkan, dengan karburator motor spek Sentul gede agak kerepotan di putaran mesin 8-9 ribu rpm.
Setelah diganti injeksi, dari rpm 7 ribu torsi sudah mulai keluar.
Peak power sebenarnya bisa lebih tinggi, tapi di motor ini keburu kena limiter yang di set di angka 12 ribuan. Maksimalnya bisa sampai 14 ribu rpm.