Yamaha F1ZR Tanpa Karburator Buat Balap, Canggih dan Makin Bertenaga!

Antonius Yuliyanto - Jumat, 14 Februari 2020 | 21:15 WIB

Yamaha F1ZR jadi injeksi (Antonius Yuliyanto - )

Hasil Dyno

Berdasarkan hasil dyno di atas dynamometer Dynojet 250i milik BRT, tenaga maksimum setelah dikonversi jadi injeksi sebesar 21,86 dk/12.080 rpm dengan torsi 12,89 Nm/12.080 rpm.

Sedangkan saat masih karburator hanya 20,24 dk/12.070 rpm dan torsi 12,64/11.050 rpm.

Peak power mungkin tidak berbeda jauh, tetapi konversi 2 tak menjadi injeksi ternyata memberikan torsi dan power yang lebih baik.

Randy/otomotifnet.com
Pengukuran tenaga dan torsi pakai dynamometer Dynojet 250i

“Dari awal ke tengah transfer tenaga lebih besar ketimbang yang karbu. Dari rpm menengah (8 ribuan) selisih bisa sampai 5 dk,” ujar Roger saat menunjukkan komparasi hasil dyno antara injeksi dan karburator.

Ia menambahkan, dengan karburator motor spek Sentul gede agak kerepotan di putaran mesin 8-9 ribu rpm.

Setelah diganti injeksi, dari rpm 7 ribu torsi sudah mulai keluar.

Peak power sebenarnya bisa lebih tinggi, tapi di motor ini keburu kena limiter yang di set di angka 12 ribuan. Maksimalnya bisa sampai 14 ribu rpm.

Randy/otomotifnet.com
Grafik dyno menunjukan transfer tenaga yang lebih baik sejak putaran mesin menengah