Otomotifnet.com - PT Honda Prospect Motor tampak santai menghadapi era mobil listrik di Indonesia.
Tak seagresif merek lain yang mulai berlomba mengembangkan produknya seperti Nissan, Hyundai, Toyota sampai DFSK.
Ketika ditanya tentang tanggapan tersebut, Yusak Billy, Business Innovation and Sales & Marketing Director HPM mengatakan, pihaknya memang masih butuh waktu dalam menghadirkan produk Electric Mobility (ELMO) di Tanah Air.
"Elektrifikasi ini harus dipelajari dengan baik, divisi mobil listrik kami memang masih digarap," sebutnya.
(Baca Juga: Mobil Listrik Mulai Dapat Ruang di Indonesia, Peugeot Belum Tertarik?)
"Walaupun Gubernur sudah kasih kebijakan, tapi line up kami (Honda) mulai dari Hybrid sampai full EV sudah ada, tinggal menunggu divisi ini selesai," ujar Yusak, (15/2/20).
Selain itu, Yusak mengungkapkan banyak faktor yang membuat kebutuhan konsumen di Indonesia akan mobil listrik belum sesuai.
"Sekarang ini kami perlu bridging, industri IC-nya juga belum ada, belum lagi edukasi ke konsumen," katanya.
"Jadi kami masih menyiapkan mobil listrik seperti apa yang benar-benar cocok untuk konsumen," sebutnya.
"Selain kebijakan maupun insentif, pemerintah juga saat ini masih proses menggarap industri pendukung elektrifikasi kendaraan seperti baterai," jelasnya.
"Sebab teknologi untuk mobil listrik ini memang mahal," tambah Yusak.
Pemerintah sendiri sudah menargetkan, di tahun 2025, 20% kendaraan listrik sudah eksis di Indonesia.
Hal tersebut ditanggapi Yusak dengan santai, pihaknya tak mau buru-buru unjuk gigi dalam menghadirkan mobil listrik.
(Baca Juga: Motor dan Mobil Listrik Bebas Pajak BBNKB di Jakarta, Ini Syaratnya)
"Kami masih memonitor dulu, masih mantau-mantau. Kami tidak mau koar-koar dahulu soal ini, karena itu tadi kami butuh adanya jembatan," kata Yusak.
"Menurut kami juga, pemerintah sampai saat ini sudah banyak melakukan pengorbanan mulai dari kenaikkan pajak BBN-KB, LCGC juga mau naik PPnBM-nya 3 persen, dan insentif lainnya yang coba meringankan pengguna mobil listrik dan itu bagus menurut kami," jelasnya lagi.
Ia menambahkan, proses elektrifikasi walaupun sedang digencarkan pemerintah, konsumen tidak bisa cepat beralih dari mobil konvensional ke listrik.
"Adaptasi itu sangat penting buat konsumen, karena kalau dari mobil konvensional ke full EV itu memang agak jumping," ucapnya.
"Makanya edukasi ke masyarakat itu penting sekali," tutupnya.