Honda Tak Mau Koar-koar, Santai Hadapi Era Mobil Listrik di Indonesia

Irsyaad Wijaya,Harun Rasyid - Kamis, 20 Februari 2020 | 10:30 WIB

Mobil listrik Honda NeuV (Irsyaad Wijaya,Harun Rasyid - )

"Selain kebijakan maupun insentif, pemerintah juga saat ini masih proses menggarap industri pendukung elektrifikasi kendaraan seperti baterai," jelasnya.

"Sebab teknologi untuk mobil listrik ini memang mahal," tambah Yusak.

Pemerintah sendiri sudah menargetkan, di tahun 2025, 20% kendaraan listrik sudah eksis di Indonesia.

Hal tersebut ditanggapi Yusak dengan santai, pihaknya tak mau buru-buru unjuk gigi dalam menghadirkan mobil listrik.

(Baca Juga: Motor dan Mobil Listrik Bebas Pajak BBNKB di Jakarta, Ini Syaratnya)

"Kami masih memonitor dulu, masih mantau-mantau. Kami tidak mau koar-koar dahulu soal ini, karena itu tadi kami butuh adanya jembatan," kata Yusak.

"Menurut kami juga, pemerintah sampai saat ini sudah banyak melakukan pengorbanan mulai dari kenaikkan pajak BBN-KB, LCGC juga mau naik PPnBM-nya 3 persen, dan insentif lainnya yang coba meringankan pengguna mobil listrik dan itu bagus menurut kami," jelasnya lagi.

Istimewa
Honda e Prototype

Ia menambahkan, proses elektrifikasi walaupun sedang digencarkan pemerintah, konsumen tidak bisa cepat beralih dari mobil konvensional ke listrik.

"Adaptasi itu sangat penting buat konsumen, karena kalau dari mobil konvensional ke full EV itu memang agak jumping," ucapnya.

"Makanya edukasi ke masyarakat itu penting sekali," tutupnya.